Ilmuan China Bakal Terapkan Terapi Gen Tunda Penuaan ke Manusia

- 21 Januari 2021, 12:14 WIB
Ilustrasi Penuaan.
Ilustrasi Penuaan. /Pixabay/sabinevanerp

WARTA PONTIANAK- Tampil menarik menjadi dambaan banyak orang di dunia. Maka tak heran berbagai cara dilakukan terutama menghilangkan keriput, flek dan lain sebagainya agar tampak lebih muda. 

Namun tahukan anda, ilmuan China ternyata tengah mengembangkan terapi gen yang dapat menunda penuaan. 

Para ilmuwan di Beijing telah mengembangkan terapi gen baru yang dapat membalikkan beberapa efek penuaan. Uji sampel dilakukan pada tikus dan memperpanjang masa hidup mereka, temuan yang suatu hari nanti mungkin berkontribusi pada pengobatan serupa untuk manusia.

Baca Juga: Ilmuan Nuklinya Dibunuh, Iran Murka dan Serukan Balas Dendam Israel

Metodenya, yang dirinci dalam makalah di jurnal Science Translational Medicine awal bulan ini, melibatkan penonaktifan gen yang disebut kat7 yang ditemukan para ilmuwan sebagai kontributor utama penuaan sel.

Terapi spesifik yang mereka gunakan dan hasilnya adalah yang pertama di dunia, kata co-supervisor proyek Profesor Qu Jing, 40, spesialis penuaan dan pengobatan regeneratif dari Institute of Zoology di Chinese Academy of Sciences (CAS).

"Tikus-tikus ini muncul setelah 6-8 bulan secara keseluruhan memperbaiki penampilan dan kekuatan cengkeramannya dan yang terpenting mereka telah memperpanjang umur sekitar 25 persen," ujar Qu.

Tim ahli biologi dari departemen CAS yang berbeda menggunakan metode CRISPR / Cas9 untuk menyaring ribuan gen yang merupakan pendorong kuat penuaan seluler, istilah yang digunakan untuk menggambarkan penuaan sel.

Baca Juga: Importir Vaksin Covid-19 Asal China Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor 1 Disusul Brazil dan Chile

Mereka mengidentifikasi 100 gen dari sekitar 10.000, dan kat7 adalah yang paling efisien dalam berkontribusi pada penuaan sel, kata Qu.

Kat7 adalah satu dari puluhan ribu gen yang ditemukan dalam sel mamalia. Para peneliti menonaktifkannya di hati tikus menggunakan metode yang disebut vektor lentiviral.

“Kami baru saja menguji fungsi gen dalam berbagai jenis sel, dalam sel induk manusia, sel nenek moyang mesenkim, sel hati manusia dan sel hati tikus dan untuk semua sel ini kami tidak melihat ada yang terdeteksi. toksisitas seluler. Dan untuk tikus, kami juga belum melihat efek sampingnya," paparnya. 

Meskipun demikian, metode ini masih jauh dari kesiapan untuk uji coba manusia, kata Qu.

Baca Juga: China Ajak Indonesia Kalahkan Covid-19

“Masih perlu untuk menguji fungsi kat7 pada jenis sel manusia dan organ lain dari tikus dan pada hewan praklinis lainnya sebelum kami menggunakan strategi untuk penuaan manusia atau kondisi kesehatan lainnya,” katanya.

Qu berkata dia berharap bisa menguji metode ini pada primata selanjutnya, tapi itu akan membutuhkan banyak dana dan lebih banyak penelitian terlebih dahulu.

“Pada akhirnya, kami berharap bahwa kami dapat menemukan cara untuk menunda penuaan bahkan dengan persentase yang sangat kecil… di masa depan.” tukasnya.***

Editor: Yuniardi

Sumber: nypost.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x