Menjadi Pusat Pandemi Global, Brasil Minta Wanita Untuk Menunda Kehamilan

17 April 2021, 20:20 WIB
Ilustrasi pandemi Covid 19. /Pixabay/Lothar/

WARTA PONTIANAK - Pemerintah Brazil meminta para wanita untuk menunda kehamilan sampai pandemi terburuk di negara itu berlalu.

Pemerintah telah mengatakan pada Jumat 16 April 2021, varian virus Covid-19 yang menghancurkan negara-negara di  Amerika Selatan tampaknya mempengaruhi ibu hamil lebih banyak dari versi virus korona sebelumnya.

Rekomendasi tersebut datang, ketika Brasil terus menjadi salah satu pusat pandemi global, dengan laporan lebih banyak orang Brasil yang meninggal karena virus korona setiap hari, daripada negara-negara lain di dunia.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19, Film Mission Impossible 7 Tayang Perdananya Diundur 27 Mei 2022

Dikutip Warta Pontianak dari Reuters, rumah sakit Brasil sedang tertekan dan stok obat yang dibutuhkan untuk mengintubasi pasien yang sakit parah semakin menipis, kini Brasil beralih ke mitra internasional untuk bantuan dengan persediaan darurat.

"Jika memungkinkan, tunda kehamilan sedikit sampai saat yang lebih baik di negara ini," kata pejabat Kementerian Kesehatan Raphael Parente dalam konferensi pers.

Raphael mengatakan, rekomendasi itu dikeluarkan karena tekanan pada sistem kesehatan dan juga karena varian Brasil ini lebih mudah menular yang dikenal sebagai P.1.

"Pengalaman klinis para spesialis di bidang kesehatan menunjukkan bahwa, varian baru ini bekerja lebih agresif pada wanita hamil," ujar Raphael Parente.

Sebelumnya, kasus Covid-19 selama kehamilan difokuskan pada trimester akhir dan kelahiran, sedangkan belakangan ini ada kasus yang lebih serius pada trimester kedua dan kadang-kadang pertama, katanya.

Varian P.1, pertama kali ditemukan di kota Amazon Manaus, dengan cepat menjadi dominan di Brasil.

Diperkirakan, varian baru ini menjadi faktor utama dibalik infeksi besar-besaran yang telah membawa jumlah kematian negara itu menjadi lebih dari 350.000 dan menjadi tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Korona varian Brasil semakin mempengaruhi orang yang lebih muda, dengan data rumah sakit menunjukkan bahwa pada Maret 2021, lebih dari setengah dari semua pasien dalam perawatan intensif berusia 40 atau lebih muda.

Presiden Brazil, Jair Bolsonaro menentang kebijakan lockdown di sana dan mengadakan acara besar di mana dia sering tidak memakai masker.

Bolsonaro baru-baru ini menggunakan vaksin sebagai solusi yang mungkin untuk dirinya yang suka bersikap bebas dan menganggap korona sedang tidak mewabah di negaranya.

Dikabarkan, menurut media lokal, minggu ini vaksinasi dihentikan di beberapa kota karena kekurangan pasokan vaksin di Brazil.

Lonjakan kasus Covid-19 juga membuat rumah sakit kekurangan obat penenang yang dibutuhkan untuk pasien yang membutuhkan ventilasi mekanis.

Dikabarkan, pengiriman darurat obat tiba di Brasil pada Kamis, 15 April 2021 malam dari China, sementara sumbangan dari Spanyol diharapkan tiba minggu depan.

Baca Juga: Jangan Khawatir! Puasa Ramadhan di Saat Pandemi Covid-19 Tidak Turunkan Imunitas Tubuh Asal Lakukan Ini

Rio de Janeiro dan Sao Paulo sama-sama telah membunyikan alarm atas kekurangan jumlah obat dan vaksin korona.

Sekretaris kesehatan Sao Paulo mengatakan minggu ini bahwa, kemampuan kota untuk merawat pasien Covid-19 yang sakit parah berada di ambang kehancuran.

Meskipun kekurangan obat dan 85 persen tempat tidur perawatan intensif terisi, pemerintah kota Sao Paulo mengumumkan pada hari Jumat bahwa, mereka akan mulai membuka kembali toko dan restoran, dengan mengatakan bahwa jumlah rawat inap baru telah turun.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler