Banjir di India Selatan Ancam Ratusan Ribu Warga, Sebagian Orang Bertahan di Atap Rumah

31 Agustus 2021, 16:28 WIB
Ilustrasi banjir //Pixabay/Gerd Altmann/

WARTA PONTIANAK - Banjir meningkat di seluruh India timur, di mana ratusan ribu orang terdampar di atap rumah mereka atau mengungsi ke tempat yang lebih tinggi saat hujan deras turun.

Hujan yang tak henti-hentinya selama lebih dari seminggu membuat sungai Brahmaputra dan sungai-sungai lainnya meluap melintasi negara bagian Assam dan Bihar.

Para ahli mengatakan banjir tahunan semakin parah karena perubahan iklim. Pihak berwenang melepaskan air di satu bendungan, khawatir tembok itu akan runtuh.

Baca Juga: Transplantasi Organ dalam Tubuh Manusia Menurun Selama Pandemi

Puluhan ribu orang terjebak di desa-desa yang terputus oleh banjir dan pemerintah Assam mengatakan lebih dari 400.000 telah dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi.

Anuwara Khatun, 16 tahun, mengatakan dia dan keluarganya telah menghabiskan hampir seminggu di atap rumah mereka di Ghasbari di distrik Morigaon negara bagian itu. Ketinggian air telah meningkat selama lima hari sekarang.

"Banyak keluarga terjebak di atap rumah mereka. Ada kekurangan persediaan penting sehingga kami hanya makan sekali sehari. Tidak ada kebersihan di sini," terangnya.

Santosh Mandal memindahkan keluarganya ke gundukan pasir di distrik Supaul Bihar setelah desanya terendam banjir.

“Tidak ada air bersih untuk diminum, makanan untuk dimakan dan anak-anak menangis minta susu. Kami berdoa untuk bantuan karena pemerintah belum mengirim bantuan,” kata Mandal.

Baca Juga: Presiden Palestina dan Menteri Pertahanan Israel Mengadakan Pembicaraan, Ini Isinya

Pemerintah Bihar telah mengirim perahu penyelamat untuk menyelamatkan orang-orang, tetapi ini terkonsentrasi di distrik-distrik yang paling parah dilanda bencana.
Pemerintah Bihar dan Assam mengatakan lebih dari 12.000 orang berada di kamp-kamp bantuan.

Pemerintah Bihar membuka bendungan Valmiki Gandak, memperingatkan orang-orang di desa-desa terdekat untuk pindah, setelah 160mm (enam inci) hujan turun dalam 24 jam.

Banjir juga mengancam Taman Nasional Kaziranga di Assam, cagar alam yang terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO yang merupakan rumah bagi konsentrasi terbesar badak bercula satu yang langka.

Sekitar 70 persen dari taman seluas 430 km persegi (166 mil persegi) berada di bawah air, mengancam badak serta gajah dan babi hutannya.

Himanta Biswa Sarma, menteri utama Assam, pada hari Senin mengeluarkan imbauan bagi lalu lintas untuk menghindari jalan raya utama melalui cagar alam.

Baca Juga: PM Malaysia Mengasingkan Diri usai Kontak dengan Pasien Covid-19

Dia mengatakan hewan yang mencari perlindungan di jalan raya sekarang terancam.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler