Polisi Paris Pindahkan Kakek Pelaku Penembakan di Pusat Budaya ke Unit Psikiatri

25 Desember 2022, 15:08 WIB
Warga etnis Kurdi lakukan protes yang berujung ricuh di Paris, Prancis.. hal tersebut dipicu penembakan yang membuat tiga orang Kurdi meninggal. /YouTube/Sky News/

WARTA PONTIANAK - Seorang pria Prancis yang diduga membunuh tiga orang dalam serangan di pusat budaya Kurdi di Paris telah dipindahkan ke unit psikiatris.

Menurut Jaksa Penuntut Paris, pada hari Sabtu 24 Desember 2022 waktu setempat, tersangka seorang kakek yang berusia 69 tahun ini telah dikeluarkan dari tahanan karena alasan kesehatan pada hari yang sama dan dibawa ke fasilitas psikiatri polisi.

Dikutip dari Aljazeerah Sabtu 24 Desember 2022, penembakan di seputar pusat budaya dan salon kecantikan yang terjadi pada hari Jumat 23 Desember 2022 telah memicu kepanikan di distrik ke-10 kota yang ramai dan rumah bagi beberapa toko dan restoran serta populasi Kurdi yang besar.

Baca Juga: Nyaris Semua Penduduk di Desa Ini Nekad Jual Ginjal untuk Biaya Hidup

Sementara, salah seorang sumber yang mengetahui kasus tersebut mengatakan, tiga orang lainnya terluka dalam serangan yang menurut tersangka kepada penyelidik disebabkan oleh sikapnya yang "rasis".

Jaksa Paris mengatakan, seorang dokter memeriksa kesehatan tersangka pada Sabtu sore dan menganggapnya tidak sesuai dengan ukuran penahanan.

"Penahanan pria itu dicabut dan dia dibawa ke unit psikiatri polisi sambil menunggu penampilan di hadapan hakim investigasi saat penyelidikan berlanjut," ujar jaksa.

Sebelumnya, pada hari Sabtu 24 Desember 2022, Jaksa Penuntut Paris telah memperpanjang masa penahanan tersangka selama 24 jam dan memberikan dakwaan tambahan karena bertindak dengan motif rasis.

"Dia sudah ditahan karena dicurigai melakukan pembunuhan, percobaan pembunuhan, kekerasan bersenjata dan pelanggaran undang-undang senjata," kata Jaksa.

Baca Juga: Dituding Kerjasama dengan Rusia, Jaksa Agung dan Kepala Dinas Keamanan Dipecat Presiden Ukraina

Protes di Paris

Tersangka, yang memiliki riwayat kekerasan rasis, awalnya menargetkan pusat budaya Kurdi sebelum memasuki salon tata rambut tempat dia ditangkap.

Dari tiga orang yang terluka, satu dirawat intensif di rumah sakit, dan dua dirawat karena luka serius.

Menurut Dewan Demokratik Kurdi di Prancis (CDK-F), korban tewas termasuk seorang wanita dan dua pria.

"Wanita yang terbunuh, Emine Kara, adalah pemimpin Gerakan Wanita Kurdi di Prancis," kata juru bicara organisasi tersebut, Agit Polat.

Sedangkan, korban penembakan lainnya adalah Abdulrahman Kizil dan Mir Perwer.

Baca Juga: Dituding Kerjasama dengan Rusia, Jaksa Agung dan Kepala Dinas Keamanan Dipecat Presiden Ukraina

Ribuan orang Kurdi berkumpul di alun-alun Place de la Republique di pusat kota Paris pada Sabtu sore, di mana mereka mengheningkan cipta untuk tiga orang yang tewas dan mereka yang "mati demi kebebasan".

Polisi menembakkan gas air mata setelah bentrokan meletus dan para demonstran melemparkan proyektil ke petugas. Dikutip dari AFP, sedikitnya empat mobil terbalik dan satu dibakar.

Kepala polisi ibu kota, Laurent Nunez mengatakan kepada saluran televisi BFM bahwa 31 petugas dan satu pengunjuk rasa terluka dalam kerusuhan tersebut, sementara 11 orang ditangkap, "terutama karena kerusakan".

Lebih dari 1.000 orang mengadakan unjuk rasa serupa di kota pelabuhan selatan Marseille yang berakhir dengan bentrokan dengan petugas, dan sedikitnya dua mobil polisi dibakar.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Terkini

Terpopuler