Pria Tunisia Penggal Kepala Perempuan di Gereja

30 Oktober 2020, 22:30 WIB
Wali Kota Nice Christian Estrosi berbincang dengan aparat kepolisian di lokasi penusukan yang menewaskan 2 orang di dekat Gereja Notre-Dame, Nice, Prancis. /Twitter Christian Estrosi

WARTA PONTIANAK - Seorang perempuan dipenggal kepalanya oleh pria asal tunisia, pelaku juga membunuh dua orang lainnya dalam sebuah serangan teror di Nice, Prancis, Kamis 29 Oktober 2020 waktu setempat.Pelaku kemudian ditembak dan ditahan oleh polisi.

Presiden Emmanuel Macron mengatakan Prancis akan mengerahkan ribuan pasukan untuk melindungi tempat-tempat beribadah dan sekolah seiring dengan meningkatnya status keamanan negara ke level tertinggi.

Berbicara di luar Gereja Notre Dame tempat terjadinya serangan teror, Macron mengatakan, "nilai-nilai dan kebebasan beribadah di Prancis telah diserang...dan saya tegaskan sekali lagi, kami tidak akan memberi ruang".

Baca Juga: Sebatangkara Tinggal di Gubuk Reyot, Mak Pek Luput dari Bantuan Pemerintah

Dua minggu lalu seorang guru di pinggiran Paris dipenggal oleh seorang pria berusia 18 tahun yang marah karena guru tersebut menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW di dalam kelasnya.

Kepala jaksa antiteroris Jean-Francois Ricard seperti diberitakan isusolo.com dalam artikel: "Peristiwa Berdarah di Prancis, Pria Tunisia Penggal Kepala Perempuan di Gereja". mengatakan pelaku serangan Kamis kemarin adalah seorang Tunisia kelahiran 1999 yang tiba di Eropa pada 20 September lalu di Lampedusa, sebuah pulau di Italia yang berada di lepas pantai Tunisia dan merupakan tempat masuknya imigran dari Afrika.

Kepolisian Tunisia dan Prancis menyebut nama tersangka adalah Brahim Aouissaoui.

Baca Juga: Selain Primitif, Mahathir Muhammad sebut Macron Tidak Berprikemanusiaan

Ricard mengatakan bahwa pelaku tiba di Nice pada Kamis dini hari menggunakan kereta api dan menuju ke sebuah gereja di mana dia membunuh seorang pengurus gereja berusia 55 tahun dan memenggal seorang perempuan berusia 60 tahun. Dia juga membunuh seorang perempuan berusia 44 tahun yang melarikan diri ke sebuah kafe untuk membunyikan alarm. Polisi kemudian mengonfrontasi pelaku, lalu dia berteriak "Allahu Akbar", kemudian dia ditembak dan dilumpuhkan.

Polisi menemukan barang bukti berupa sebuah Alquran, dua telepon, pisau sepanjang 30 cm dengan bilah 17 cm. Polisi juga menemukan sebuah tas yang ditinggalkan pelaku dan dua pisau yang tidak digunakan dalam serangan tersebut.

Baca Juga: Buntut Pernyataan Macron, Ribuan Massa akan Gerudk Kedubes Perancis di Jakarta

Pelaku saat ini berada dalam kondisi kritis dan sedang dirawat di rumah sakit.

Juru bicara pengadilan kontramilitan Tunisia Mohsen Dali mengatakan bahwa Aouissaoui tidak termasuk dalam daftar orang-orang yang diduga militan. Dia menambahkan, Aouissaoui meninggalkan Tunisia pada 14 September dengan sebuah perahu.

Wali Kota Nice, Christian Estrosi, mengatakan bahwa serangan di Nice serupa dengan serangan teror dua minggu sebelumnya di pinggiran Paris.

Baca Juga: Pilres AS, SBY Sebut Donald Trump Lebih Baik dari Joe Biden

Serangan Kamis kemarin bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad. Prancis juga tengah mendapat kecaman dari negara-negara muslim di seluruh dunia karena kebebasan berpendapatnya melindungi hak mempublikasikan kartun Nabi Muhammad.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: isu bogor

Tags

Terkini

Terpopuler