Militer Myanmar Bikin Propaganda Hoaks, Ini Tanggapan Facebook

- 12 Februari 2021, 16:34 WIB
Ribuan orang berkumpul di jalanan untuk memprotes kudeta militer pada Minggu, 7 Februari 2021.
Ribuan orang berkumpul di jalanan untuk memprotes kudeta militer pada Minggu, 7 Februari 2021. /REUTERS/Stringer/REUTERS

WARTA PONTIANAK – Selepas kudeta militer Myanmar, sejumlah postingan informasi salah diterbitkan oleh otoritas pemerintahan kudeta tersebut. Untuk itu, Facebook pada Jumat, 12 Februari 2021,mengatakan akan mengurangi distribusi semua konten dan profil yang dijalankan oleh militer Myanmar karena penyebaran informasi yang salah.

Facebook menyebutkan bahwa pihak militer Myanmar terus menyebarkan informasi yang salah setelah mereka merebut kekuasaan dan menahan para pemimpin sipil dalam kudeta pada 1 Februari 2021.

Dilansir dari Antara, langkah-langkah yang diambil oleh Facebook itu bukan merupakan larangan, tetapi ditujukan untuk mengurangi jumlah orang yang melihat konten-konten yang diunggah kelompok militer Myanmar tersebut.

Baca Juga: Massa Penentang Kudeta Militer Myanmar Tak Goyah Gelar Aksi Walau Dilarang

Tindakan pengurangan distribusi konten itu diterapkan Facebook terhadap
sebuah laman resmi yang dijalankan oleh tentara dan satu laman lainnya yang dijalankan oleh juru bicara militer Myanmar serta laman-laman tambahan lainnya yang dikontrol oleh pihak militer yang berulang kali melanggar kebijakan dengan mengunggah informasi salah, kata perusahaan layanan jejaring sosial itu dalam sebuah pernyataan.

Laman-laman tersebut juga tidak akan muncul di umpan berita seperti yang direkomendasikan.

Baca Juga: Kudeta Militer Myanmar, Paus Fransiskus: Solidaritas Dengan Rakyat

Perusahaan raksasa media sosial itu mengatakan pihaknya juga telah menangguhkan kemampuan lembaga pemerintah Myanmar untuk mengirim permintaan penghapusan konten ke Facebook melalui saluran normal yang digunakan oleh para pihak berwenang di seluruh dunia.

"Secara bersamaan, kami melindungi konten, termasuk pidato politik, yang memungkinkan rakyat Myanmar mengekspresikan diri dan menunjukkan kepada dunia apa yang terjadi di dalam negara mereka," kata Rafael Frankel, direktur kebijakan publik Facebook untuk negara berkembang Asia-Pasifik.

Baca Juga: Warga Australia Ditahan Militer Myanmar Saat Kudeta Militer

Ratusan ribu orang telah melakukan protes di seluruh Myanmar sejak tentara menggulingkan pemerintah sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi dan menahan sebagian besar pemimpin utama pemerintah sipil Myanmar.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x