WARTA PONTIANAK - Amerika Serikat menyampaikan keprihatinan atas laporan bahwa pasukan keamanan Myanmar telah menembaki pengunjuk rasa dan terus menahan dan melecehkan demonstran dan lainnya.
"Kami mendukung rakyat Burma," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, dilansir dari Antara, Minggu 21 Februari 2021.
Baca Juga: Pengunjuk Rasa Tak Henti Berdemonstrasi Akibat Kudeta Militer Myanmar
Dalam aksi demonstrasi itu terdapat dua orang tewas di kota kedua Myanmar Mandalay pada Sabtu ketika polisi dan tentara menembak untuk membubarkan protes terhadap kudeta militer 1 Februari, hari paling berdarah dalam lebih dari dua minggu demonstrasi.
Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Akan Jatuhkan Sanksi Atas Kudeta Militer Myanmar
Pengambilalihan kekuasaan sipil oleh militer itu dikecam para pemimpin politik dunia, termasuk Paus Fransiskus dan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres.
Baca Juga: Massa Penentang Kudeta Militer Myanmar Tak Goyah Gelar Aksi Walau Dilarang
Presiden AS Joe Biden menanggapi kudeta itu dengan mengatakan, tak diragukan lagi bahwa dalam demokrasi kekuatan militer tidak dapat membatalkan pemilihan umum.***