Buntut Wanita Dibunuh Polisi, Ribuan Pelayat dan Pengunjuk Rasa Terlibat Bentrok dengan Aparat Kemanan

- 14 Maret 2021, 12:47 WIB
Ilustrasi unjuk rasa
Ilustrasi unjuk rasa /PIXABAY/

WARTA PONTIANAK - Ribuan pelayat dan pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan polisi pada Sabtu 13 Maret 2021 kemarin.

Baca Juga: Menteri Kesehatan Mundur usai 6 Pasien Covid-19 Tewas Kehabisan Oksigen di Rumah Sakit

Mereka berkumpul untuk menandai pembunuhan seorang wanita berusia 33 tahun, beberapa jam setelah petugas polisi yang dituduh melakukan pembunuhan itu muncul di pengadilan.

Hilangnya Sarah Everard saat dia berjalan pulang pada malam hari tanggal 3 Maret telah menimbulkan gelombang laporan dari para wanita tentang bahaya berjalan sendirian di malam hari, dan kekecewaan atas kegagalan polisi dan masyarakat luas untuk menangani hal ini.

Pada Sabtu pagi, sebuah tugu peringatan dadakan dengan bunga dan lilin bermunculan di sekitar panggung di Clapham Common di barat daya London, dekat tempat Everard terakhir terlihat hidup.

Kate, Duchess of Cambridge dari Inggris, termasuk di antara mereka yang memberikan penghormatan. Seorang pejabat istana mengatakan Kate "ingat bagaimana rasanya berjalan-jalan di London pada malam sebelum dia menikah".

Baca Juga: Dari Ka’bah hingga Taj Mahal, 7 Wilayah ini Tak Boleh Dilintasi Pesawat, Ini Alasannya

Hingga Sabtu malam, sekitar seribu orang - kebanyakan wanita - berkumpul di lokasi tersebut untuk memberikan penghormatan dan memprotes atas kurangnya keamanan yang mereka rasakan saat keluar sendirian. Beberapa meneriakkan "malu padamu" pada polisi yang hadir.

Kelompok-kelompok kampanye ingin mengadakan aksi formal, tetapi Kepolisian Metropolitan London mengatakan orang-orang tidak boleh berkumpul karena pembatasan virus corona. Kepala pasukan, Cressida Dick, mengatakan tindakan berjaga apapun "akan melanggar hukum dan tidak aman".

Halaman:

Editor: Faisal Rizal

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x