Penulis Mesir Nawal El Saadawi Tutup Usia, Ilham Omar: Dia Menjadi Inspirasi dan Ancaman

- 22 Maret 2021, 11:22 WIB
Penulis asal Mesir, Nawal El Saadawi
Penulis asal Mesir, Nawal El Saadawi /Twitter Nawal El Saadawi/

WARTA PONTIANAK - Kabar duka datang dari dunia sastra perihal meninggalnya penulis buku Perempuan di Titik Nol yaitu Nawal El Saadawi dalam usia 89 tahun.

Baca Juga: Hasil SNMPTN akan Diumumkan Pada Hari Ini Pukul 15.00 WIB

Nawal El Saadawi sendiri adalah seorang dokter, penulis feminis, dan psikiater yang meninggal pada Minggu 21 Maret 2021.

Ilhan Omar sang anggota kongres Amerika Serikat pun turut berduka cita atas kepergian penulis besar asal Mesir itu.

Baca Juga: Menag Tuding Medsos Menjadi Penyebab Orang Terpapar Radikalime

Ia bahkan me-tweet di akun Twitter-nya berbunyi, “Ala ya rahma Nawal. This is a beautiful clip that eloquently speaks to why she was an inspiration and a threat. It also reminded me why my father was such a big fan of Nawal and wanted us to know her (Ala ya rahma Nawal ini adalah klip indah yang dengan fasih berbicara tentang mengapa dia menjadi inspirasi dan ancaman. Itu juga mengingatkan saya mengapa ayah saya adalah penggemar berat Nawal dan ingin kami mengenalnya).

Ia juga menyematkan sebuah video berisi Nawal sedang berbincang dengan seorang lelaki dan berdurasi selama 2 menit 12 detik.

Baca Juga: Pembangunan BNNK Kapuas Hulu Sudah Diajukan, BNNP Kalbar: Menpan RB Melihat Kesanggupan Daerah dan SDM

Di dalam video tersebut Nawal menjelaskan tentang feminisme, ia mengungkapkan bahwasanya feminisme itu bukan ditemukan oleh perempuan-perempuan Amerika seperti yang dipikirkan oleh banyak orang, tetapi feminimisme itu tertanam dalam budaya dan perjuangan semua perempuan di seluruh dunia.

a juga menambahkan bahwasanya kita melawan kapitalisme karena kapitalisme itu terkait dengan patriarki. Kita melawan sistem patriarki, bukan para lelaki. Yang mendominasi para lelaki dalam hal keagamaan, ekonomi, budaya, dalam segala hal, dalam sains.

Sang lelaki pun bertanya, ‘’Para lelaki akan ikutan? Kenapa mereka ikutan (gerakan ini)?”.

Nawal pun menjawab, “Karena mereka merasa bahwa para lelaki juga tertindas oleh sistem patriarki”.

Baca Juga: China Miliki Banyak Intelijen, Eropa Mulai Khawatir

Perjuangan mematahkan sistem patriarki semoga tak hanya berhenti di Nawal El Saadawi saja, namun ketika telah ia meninggal, semangat itu akan selalu menyulut dalam jiwa-jiwa yang tertindas oleh sistem ini.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah