Tentara Bayaran Rusia Klaim Rebut Kota Bakhmut, Militer Ukraina : Itu Tidak Benar

- 20 Mei 2023, 23:50 WIB
Asap terlihat selama serangan Rusia di Ukraina, di garis depan Kota Bakhmut di wilayah Donetsk, Ukraina, 9 Februari 2023
Asap terlihat selama serangan Rusia di Ukraina, di garis depan Kota Bakhmut di wilayah Donetsk, Ukraina, 9 Februari 2023 /Yevhen Titov/Reuters

Prigozhin mengejek Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden AS Joe Biden yang sedang menghadiri KTT G7 di Jepang pada Sabtu, dimana pada pertemuan negara-negara kaya tersebut perang Ukraina menjadi perhatian mereka.

"Hari ini saat Anda bertemu Biden, cium kepalanya dan sampaikan salam dari saya," ujar Prigozhin yang mengejek Zelenskiy.

Prigozhin sebelumnya berulang kali mengeluh bahwa pada perang terdahulu, pasukannya sering mengalami kekalahan gara-gara tidak mendapat cukup dukungan pasokan amunisi.

Ia beberapa waktu lalu bahkan sempat mengancam akan menarik pasukannya setelah menumpahkan kekesalan kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dengan mengirim rekaman video sambil berdiri di antara mayat tentara yang berlumuran darah.

Baca Juga: Yakin Tiongkok Bisa Ingatkan Rusia Patuhi Piagam PBB, Prancis Sepakat Perkuat Hubungan Ekonomi dengan China

"Gara-gara birokrasi Rusia dan "kemauan" Shoigu serta Kepala Staf Valery Gerasimov, kami kehilangan tentara lima kali lebih banyak dari yang seharusnya," katanya.

Intelijen pertahanan Inggris pada Sabtu mengatakan bahwa sangat mungkin Rusia mengerahkan beberapa batalion pasukan untuk memperkuat pasukan di Bakhmut, karena keuntungan taktis yang diraih Ukraina di pinggir kota itu.

Prigozhin secara langsung pernah menyatakan bahwa Bakhmut, kota dengan 70 ribu penduduk sebelum pecah perang, sebenarnya tidak mempunyai nilai strategis, tapi menjadi simbol bagi Rusia dan Ukraina gara-gara tingginya intensitas perang di sana dan banyaknya korban yang berjatuhan.***

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x