Rumah Sakit di Gaza Berpotensi Berubah Jadi Kamar Mayat menyusul Pemboman Besar-besaran Israel

- 13 Oktober 2023, 13:46 WIB
Orang-orang yang terluka menunggu perawatan medis di Rumah Sakit Al-Shifa, di Kota Gaza.
Orang-orang yang terluka menunggu perawatan medis di Rumah Sakit Al-Shifa, di Kota Gaza. /Aljazeera/Anadolu/Mustafa Hassona/

WARTA PONTIANAK - Pemadaman listrik di Jalur Gaza yang disebabkan oleh “blokade total Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung telah memicu kecaman dan seruan dari kelompok hak asasi manusia internasional untuk mengambil tindakan segera karena rumah sakit berisiko berubah menjadi kamar mayat di tengah pemboman besar-besaran Israel.

Pada hari Rabu 11 Oktober 2023 waktu setempat, satu-satunya pembangkit listrik di Gaza kehabisan bahan bakar dan ditutup setelah keputusan Israel untuk memutus pasokan menyusul serangan multi-cabang oleh Hamas, kelompok yang menjalankan daerah kantong tersebut di wilayah Israel.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC), sebuah badan amal medis, pada hari Kamis 12 Oktober 2023 waktu setempat menyebut eskalasi tersebut “menjijikkan”, dan memohon kepada Israel dan Hamas untuk mengurangi penderitaan warga sipil.

Baca Juga: Raja Abdullah Tegaskan Tak akan Ada Perdamaian di Timur Tengah Tanpa Negara Palestina

“Ketika Gaza kehilangan aliran listrik, rumah sakit pun kehilangan pasokan listrik, sehingga bayi baru lahir yang berada di inkubator dan pasien lanjut usia yang membutuhkan oksigen berada dalam risiko. Dialisis ginjal berhenti, dan rontgen tidak dapat dilakukan. Tanpa listrik, rumah sakit berisiko berubah menjadi kamar mayat,” kata Fabrizio Carboni, Direktur Regional ICRC untuk Timur Dekat dan Tengah, dalam sebuah pernyataan.

“Keluarga di Gaza sudah kesulitan mengakses air bersih. Tidak ada orang tua yang mau dipaksa memberikan air kotor kepada anaknya yang haus,” imbuhnya.

Pemboman Israel terhadap Gaza menyusul serangan Hamas terhadap Israel selatan telah menewaskan empat staf ICRC di daerah kantong tersebut, menurut juru bicara badan amal tersebut.

Seorang perwakilan dari Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza pada hari Rabu 11 Oktober 2023 waktu setempat mengatakan bahwa pihak berwenang Israel telah menargetkan petugas pertolongan pertama yang membantu warga sipil, dan meminta bantuan komunitas global.

Baca Juga: Geram dengan Serangan Israel, Iran dan Suriah Desak Negara Islam Dukung Palestina

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x