WARTA PONTIANAK - Warga Palestina yang diusir dari tempat kerja mereka di Israel mulai muncul di Kota Ramallah, Tepi Barat, di mana tempat penampungan sementara didirikan untuk menampung mereka.
Masuknya sekitar 600 pekerja secara tiba-tiba menciptakan “situasi luar biasa” yang akan menjadi lebih buruk seiring bertambahnya jumlah pekerja, kata Gubernur Ramallah Laila Ghannam pada Rabu 11 Oktober 2023 waktu setempat.
Di tempat penampungan, dimana para pria duduk di atas kasur, beberapa pekerja mengatakan bahwa mereka telah dianiaya oleh tentara Israel.
Baca Juga: Rekening Kripto yang Digunakan untuk Menyumbang Dana ke Hamas Dibekukan Israel
“Kami sedang bekerja dan semuanya baik-baik saja, dan tiba-tiba mereka mendatangi kami dan menahan kami,” kata Raed Al-Moghribi. “Ketika kami memberi tahu mereka bahwa kami berasal dari Gaza, mereka mulai memukuli kami.”
Para pekerja mulai tiba di Ramallah pada hari Rabu setelah pasukan keamanan Israel membawa mereka ke pos pemeriksaan di Tepi Barat.
Khader Achour, warga Gaza lainnya yang pernah bekerja di Israel, mengatakan dia ingin kembali ke rumah, namun rumah tersebut telah dibongkar dan keponakan, sepupu serta tetangganya semuanya terbunuh.
“Saya ingin kembali ke keluarga saya di Gaza untuk mati di antara mereka,” kata Achour.***