Hak Veto Dewan Keamanan PBB: Perdebatan Seputar Kekuatan Istimewa di Kancah Global

- 12 Maret 2024, 23:30 WIB
Ilustrasi negara pemegang hak Veto di Dewan Keamanan PBB
Ilustrasi negara pemegang hak Veto di Dewan Keamanan PBB /Marawatalk/ist

Baca Juga: Bela Palestina, Menlu Retno Pilih Walk Out saat Sidang di Markas PBB

Sebagai contoh, penggunaan hak veto oleh Rusia dan China telah berulang kali menghalangi DK PBB untuk mengambil tindakan terhadap pelanggaran HAM yang terjadi di Suriah.

Keadilan dan Legitimasi:  Sistem yang Tidak Setara?

Selain efektivitas, hak veto juga menimbulkan pertanyaan mengenai keadilan dan legitimasi sistem DK PBB. 

Lima negara anggota tetap memegang  kekuatan yang tidak proporsional dibandingkan dengan  negara-negara anggota lainnya. 

Keadaan ini dipandang sebagai peninggalan era pasca Perang Dunia Kedua, di mana kekuasaan global terpusat di tangan negara-negara pemenang perang. 

Para penentang hak veto menilai sistem ini sudah ketinggalan zaman dan tidak lagi mencerminkan realitas politik dunia sekarang yang lebih multipolar.

Baca Juga: Singgung Perang Israel-Palestina, Menlu Retno Ingatkan PBB akan Hal Ini

Desakan untuk reformasi DK PBB pun semakin menguat. Salah satu opsi reformasi yang sering  diwacanakan adalah pembatasan penggunaan hak veto. 

Negara-negara anggota DK PBB harus lebih selektif dalam menggunakan hak istimewa ini dan lebih  mengedepankan kepentingan global dibandingkan kepentingan nasional sempit. 

Halaman:

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah