WARTA PONTIANAK - Fenomena iklim berupa pendinginan permukaan air laut yakni La Nina, saat ini tengah terjadi di seluruh dunia.
Namun untuk tahun 2020 ini, La Nina diprediksi menjadi fenomena La Nina terhangat dalam sejarah.
Sebelumnya, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mendeklarasikan bahwa fenomena La Nina tengah berlangsung pada tahun ini.
Hal tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah dan badan kemanusiaan untuk melakukan perencanaan dalam menanggapi berbagai cuaca ekstrem yang akan terjadi di seluruh dunia.
La Nina adalah fase 'dingin' osilasi selatan El Nino, yakni serangkaian fenomena iklim yang terjadi di Pasifik, sehingga memberikan pengaruh secara global terhadap suhu, badai, dan curah hujan.
Baca Juga: Ini 12 Kabupaten dan Kota di Indonesia yang Sebaran Kasus Aktif Covid-19 Tertinggi
Meski begitu, seperti yang diberitakan PRBandungRaya.com dalam artikel: "Akibat Pemanasan Global, WMO Prediksi Tahun 2020 Jadi Fenomena La Nina Terhangat Sepanjang Sejarah". La Nina di tahun 2020 diprediksi menjadi fenomena La Nina terhangat.
Sehingga kemungkinan besar La Nina di tahun ini akan menyebabkan kondisi yang lebih kering dari biasanya di Afrika Timur, yang kemudian dapat mempengaruhi ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Sementara di sebagian besar wilayah di Australia dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, badai Atlantik diperkirakan akan semakin hebat.