Hal ini diungkap pejabat bencana setempat, Gremil Naz, kepada stasiun radio DZBB.
"Kekuatan topan ini bukanlah main-main," tutur Gremil Naz.
Baca Juga: Heboh Video Penutupan Masjid di Prancis Atas Perintah Presiden Macron, Ini Sebenarnya
Pada pekan lalu, sebanyak 22 orang meninggal dunia akibat serangan topan Molave. Penyebabnya adalah tenggelamnya provinsi-provinsi yang terletak di selatan ibu kota negara tersebut.
Tantangan lain harus dihadapi pihak berwenang dalam menanggulangi bencana tersebut. Pemberlakukan jaga jarak sosial untuk mencegah penyebaran Covid-19 turut mengganggu kegiatan di pusat evakuasi. Protokol kesehatan pun tetap perlu ditegakkan.
Pasalnya, negara di Asia Tenggara dengan angka kematian tertinggi kedua akibat Covid-19 adalah Filipina. Indonesia berada di urutan pertama.
Wali kota Infanta di Provinsi Quezon, Filipino Grace America, menyatakan bahwa alat pelindung diri dan bantuan sudah sampai di daerah-daerah utama. Ia mengungkapkan hal itu kepada radio DZBB.
Baca Juga: Dua Pelaku Curanmor Dibekuk Polsek Cibinong: Polisi: Modusnya Ngaku Anak Dibawah Umur
"Tetapi karena pandemi Covid-19, dana kami untuk masalah bencana dan biaya tidak mencukupi," tutur Filipino Grace America.
Sejumlah aktivitas pelabuhan dan pelayaran oleh nelayan harus dibatalkan oleh pejabat lokal.