'Diserang' Parkinson, Vladimir Putin Dikabarkan akan Mundur sebagai Presiden Rusia

- 6 November 2020, 15:31 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin /Pixabay/

WARTA PONTIANAK - Kabar mengejutkan datang dari negara Rusia, sebuah laporan muncul mengabarkan jika Presiden Rusia Vladimir Putin berencana untuk mundur di tahun 2021.

Usai kabar tersebar masyarakat di Rusia berspekulasi mundurnya sang Presiden itu karena penyakit yang dideritanya.

Vladimir Putin dikabarkan menderita penyakit Parkinson.

Baca Juga: Dinilai Lakukan Pembohongan, Sejumlah Televisi di AS Mendadak Stop Pidato Donald Trump

Parkinson sendiri adalah suatu gangguan pada sistem saraf pusat yang mempengaruhi gerakan, dan sering disertai dengan tremor.

Dalam sebuah rekaman video baru-baru ini pengamat Kremlin mengatakan jika Vladimir Ptin terlihat memiliki kemungkinan gejala Penyakit Parkison.

Seorang analisis seperti diberitakan Pikiran Rakyat.com berjudul "Karena Sakit, Vladimir Putin Dikabarkan akan Mundur dari Posisi Presiden Rusia"

yang mengetahui keadaan Putin mengklaim bahwa rang nomor satu di Rusia itu diminta mundur oleh keluarganya.

Baca Juga: Indonesia Alami Resesi, Rizal Ramli sebut Strategi Menteri Keuangan yang Gagal Paham

Di sisi lain pengamat yang mempelajar rekaman milik Putin yang muncul baru-baru ini mencatat jika kaki sang presiden tampak bergerak konstan dan dia tampak kesakitan sambil memegangi sandaran tangan di kursi.

Jari-jari Vladimir Putin pun tampat tak bisa diam, bergerak-gerak bahkan saat sedang memegang pena atau pun cangkir yang berisi koktail pereda nyeri.

Keadaannya yang kini terlihat tidak sehat memenuhi spekulasi bahwa masa pemerintahannya yang telah bertahan selama 20 tahun akan segera berakhir.

Spekulasi kemungkinan keluarnya Putin muncul ketika anggota parlemen Rusia sedang mempertimbangkan undang-undang yang diusulkan oleh presiden yang akan memberikan kekebalan seumur hidup kepada mantan presiden dari tuntutan pidana.

Baca Juga: Ini 6 Kriteria Penerima BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2, Lihat Syaratnya

Legislasi yang diperkenalkan oleh Putin saat ini sedang disahkan melalui parlemen yang berisikan untuk menjamin kekebalan hukum dari penuntutan dan mendapatkan tunjangan negara hingga meninggal dunia.

Ilmuwan politik Moskow, Professor Valery Slovei memperkuat spekulasi dengan mengatakan jika Putin memiliki gejala Parkison

Tak hanya itu ia juga menambahkan jika kekasih dan kedua putri dari orang nomor satu di Rusia itu telah meminta Vladimir Putin untuk berhenti dari jabatannya.

"Ada sebuah keluarga, itu memiliki pengaruh besar padanya. Dia bermaksud mengumumkan rencana penyerahannya pada Januari," kata Solovei dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman The Sun.

Valery Solvei juga memperkirakan Putin akan segera menunjuk Perdana Menteri baru yang akan dipersiapkan untuk menjadi penggantinya.

Baca Juga: Koper Berisi Narkoba Senilai Rp25 Miliar Ditemukan Warga Lampung, Polisi Masih Kejar Pemilik Koper

Para staf presiden sendiri telah berulang kali mengecilkan desas-desus soal rencana penguncuran diri Putin.

Belum lagi hingga saat ini Putin sendiri dengan rutin merilis foto-foto dirinya yang tampak bugar dengan berpose seperti pada saat sedang berburu, menembak berkuda dan bermain hoki.

Sebelumnya juru bicara presiden Dmitry Peskov mengatakan tentang langkah senator yang berjalan seumur hidup yang menurutnya itu adalah sebuah praktik normal yang banyak negara telah lakukan.

Baca Juga: Peningkatan Kasus di Eropa, Satgas Covid-19 Berikan Kunci Cegah Gelombang Kedua di Indonesia

 "Ini adalah praktik yang diterapkan di banyak negara di dunia, dan ini cukup dibenarka. Ini bukan inovasi dari sudut pandang praktik internasional," ujarnya.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x