Sebanyak 55.022 Ton Pupuk Subsidi Sudah Disalurkan di Kalbar, Yusri : Capai 39 Persen dari Total Alokasi

22 Juni 2022, 20:22 WIB
Suasana media gathering PT Pupuk Indonesia dengan awak media di Pontianak, Rabu 21 Juni 2022 /Dody Luber/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK - Sebanyak 55.022 ton pupuk bersubsidi telah disalurkan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) di Provinsi Kalimantan Barat hingga 21 Juni 2022.

Jumlah ini sudah mencapai 39 persen dari total alokasi pupuk bersubsidi yang ditetapkan pemerintah di Provinsi Kalimantan Barat, yakni sebesar 140.273 ton.

SVP PSO Wilayah Timur Muhammad Yusri mengatakan, penyaluran tersebut
terdiri dari lima jenis pupuk bersubsidi, yaitu pupuk Urea, SP-36, ZA, NPK dan Organik
Granul. Rinciannya, pupuk Urea sebesar 17.815 ton, NPK 28.352 ton, SP-36 2.506 ton,
ZA 1.978 ton, dan organik 4.372 ton.

Baca Juga: Operasi Patuh Kapuas 2022, Ini yang Dilakukan Satlantas Polres Mempawah Terhadap Pengendara

“Selain itu, kami juga telah menyalurkan pupuk organik cair sebanyak 684 liter kepada
petani di Kalimantan Barat,” jelas Yusri.

Adapun stok pupuk bersubsidi produsen di Provinsi Kalimantan Barat total mencapai
5.335 ton. Jumlah ini jauh lebih banyak dari stok ketentuan minimum pemerintah.

Secara teknis, pupuk bersubsidi di Provinsi Kalimantan Barat disalurkan oleh dua anak
perusahaan Pupuk Indonesia, yaitu PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Petrokimia Gresik.

Dalam penyalurannya, Pupuk Indonesia memiliki jaringan pemasaran dan distribusi yang memadai di Provinsi Kalimantan Barat. Adapun jaringan distribusi ini terdiri dari 21
distributor, 256 kios pengecer resmi, 14 unit gudang dengan total kapasitas sekitar
45.300 ton, serta memiliki 12 personil petugas lapangan untuk melayani sejumlah 14
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat.

Baca Juga: Warga Binaan di Rutan Pontianak Meninggal Dunia, Begini Penjelasannya

Lebih lanjut Yusri menyebutkan, Pupuk Indonesia sebagai produsen senantiasa
menyalurkan pupuk bersubsidi dengan berpedoman dengan ketentuan yang berlaku.
Pupuk Indonesia juga telah menginstruksikan kepada distributor dan kios resmi untuk
mengikuti regulasi pemerintah setempat dalam penyaluran pupuk bersubsidi.

Yusri juga menegaskan bahwa Pupuk Indonesia tidak akan segan memberikan sanksi hingga pemberhentian kerja sama kepada distributor dan kios resmi, yang kedapatan terlibat dalam penyelewengan pupuk bersubsidi.

Pupuk Indonesia juga siap mendukung
aparat penegak hukum untuk mengungkap kasus penyelewengan pupuk bersubsidi yang
terjadi di wilayah di Provinsi Kalimantan Barat.

Baca Juga: Ini yang Dilakukan Yayasan Planet Indonesia Dalam Upaya Penyelamatan Burung Berkicau

“Kami tidak akan segan untuk memberikan sanksi kepada siapa pun di jaringan
distribusi kami jika terlibat dalam penyalahgunaan pupuk bersubsidi,” tutup Yusri.

Adapun stok pupuk bersubsidi secara nasional hingga Juni 2022 mencapai sebesar
1.394.766 ton. Rinciannya, pupuk Urea 939.252 ton, NPK 329.508 ton, SP-36 42.058
ton, ZA 51.273 ton, dan Organik 32.675 ton. Jumlah ini jauh lebih banyak dari stok
ketentuan minimum, dan Pupuk Indonesia senantiasa menyalurkannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.

Yusri juga mengungkapkan, bahwa kelancaran proses produksi pupuk juga berkat adanya
ketersediaan bahan baku pupuk. Terutama phosphate DAP dan Rock Phosphate dan
kalium (KCl), di mana Pupuk Indonesia secara umum berhasil menjaga keberlanjutan
pasokan bahan baku pupuk hingga akhir tahun ini.

Baca Juga: Ini yang Dilakukan Yayasan Planet Indonesia Dalam Upaya Penyelamatan Burung Berkicau

Yusri mengatakan bahwa jaminan pasokan phosphate dan kalium untuk Pupuk Indonesia
hingga akhir tahun ini adalah berkat dukungan pemerintah, terutama Kementerian
BUMN dan Kementerian Pertanian. Karena ketersediaan bahan baku dan kestabilan
pasokan pupuk nasional menjadi sangat penting di tengah ketidakpastian global,
terutama dampak dari perang Rusia dan Ukraina.

“Perlu kita pastikan ketersediannya, karena phosphate dan Kalium ini merupakan bahan
baku dari hasil tambang yang tidak tersedia dan tidak dapat diproduksi di dalam negeri," ujarnya.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Tags

Terkini

Terpopuler