Gebrak Meja dan Tunjuk Warga, PJ Wali Kota Singkawang Sumastro Emosi saat Musyawarah Polemik Ornamen Naga

15 Desember 2023, 17:32 WIB
Suasana musyawarah permasalahan rencana ornamen pada pembangunan pagar Pemkot Singkawang /Mizar/

WARTA PONTIANAK – PJ Wali Kota Singkawang Sumastro sempat emosi saat musyawarah penyelesaian polemik ornamen naga pada pembangunan pagar di Kantor Wali Kota Singkawang.

Bahkan, Sumastro sempat menggebrak meja dan menunjuk-nunjuk warga yang memprotes keberadaan ornamen naga di pagar Kantor Wali Kota Singkawang.

 

 

Situasi saat musyawarah di ruang rapat Bumi Bertuah Kantor Wali Kota Singkawang sempat memanas, ketika Sumastro beradu argumen dengan sejumlah warga yang memprotes kebijakannya.

Baca Juga: Jelang Natal, Pemkab Kapuas Hulu Salurkan Bantuan ke Lansia dan Aanak Yatim

Sejumlah pihak yang merasa keberatan dengan ornamen naga pada pagar, terus mempertahankan keinginannya agar bisa dipenuhi Pemkot Singkawang.

Sementara Pj Wali Kota Singkawang juga berkeinginan agar penyelesaian masalah yang masih menjadi polemik bisa diselesaikan, tetapi juga tidak sampai keluar dari aturan yang ada. Karena, dirinya tidak mau terjebak bahkan menanggung resiko sampai berurusan dengan hukum.

"Kompromi ada batasnya. Bukan membuat semua masalah menjadi berantakan. Apa yang menjadi kerisauan masyarakat Singkawang terutama pada relief naga, akan kita ganti dengan relif yang betul-betul harmonis untuk mencerminkan keunikan Singkawang sebagai kota tujuan wisata yang harus punya spot-spot yang menarik untuk difoto dan dikunjungi," kata Sumastro. 

Menurutnya, musyawarah yang digelar guna mencari ‘Win Win Solution’ dari sebuah permasalahan. Terlebih, proyek tersebut merupakan bagian dari pengadaan barang dan jasa yang tidak boleh salah. Juga mendapat pendampingan dari Kejaksaan Negeri Singkawang.

Baca Juga: Kemunculan Buaya Panjang 3 Meter Hebohkan Warga Kuala Mempawah

"Tentunya itu merupakan bagian dari koridor hukum yang harus kita junjung tinggi dan saya tidak mau terjerat dalam persoalan hukum nantinya," kata dia.

Perwakilan dari ormas yang tergabung dalam aliansi masyarakat Singkawang Hariyanto menegaskan, jika musyawarah yang digelar belum menemukan titik terang dari permasalahan.

"Setelah mendengarkan penjelasan dari Pj Wali Kota mengenai desain-desain yang akan dipasang di pagar Pemkot tersebut, yang awalnya disepakati akan menghilangkan relif naga, namun kawan-kawan meminta desain relif bunga tengkawang dan lainnya juga harus diganti," katanya.

Namun, permintaan tersebut ditanggapi oleh Pj Wali Kota Singkawang dengan nada emosi. Bahkan Pj Wali Kota Singkawang juga sempat manggebrak meja.

Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Singkawang ini mengaku sangat kecewa, pasalnya dia dan rekan-rekannya diundang dengan baik, tetapi diwarnai dengan kemarahan.

"Kami malah dianggap bertele-tele dan berbelit-belit," ujarnya.

Baca Juga: Seorang Pria Tua di Sekadau Ditemukan Tewas di Kebun Karet

Pj Wali Kota Singkawang, katanya, harus memahami keinginan masyarakat Singkawang. Karena yang disampaikan adalah kalimat-kalimat yang santun dan beretika.

Dengan kondisi seperti itu, dia bersama rekan-rekannya mengambil sikap untuk keluar dari ruangan.

Dia pun menegaskan, apa yang disampaikan Pj Wali Kota Singkawang mengenai anggaran satu relif itu nilainya puluhan juta rupiah.

"Yang kami permasalahkan itu bukan soal harga, tetapi kami hanya minta tuntutan kami dipenuhi," ungkapnya.

Ia membenarkan, jika desain pagar Pemkot Singkawang tidak mengandung nilai nasionalis dan tidak mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika.

Baca Juga: Lantik Tiga Pejabat Eselon II, Bupati Kapuas Hulu: Buktikan Kemampuan Kalian dalam Bekerja

Mengenai kejadian tersebut, MPI dan KNPI Singkawang mengambil sikap, pertama, mosi tak percaya kepada Pj Wali Kota Singkawang Sumastro.

Kedua, menolak perpanjangan Pj Wali Kota Singkawang dan supaya dapat didengar oleh Kementerian Dalam Negeri.

Ketiga, Pj Wali Kota Singkawang telah membuat kebijakan yang diskriminatif dan tidak nasionalis. Keempat, Pj Wali Kota Singkawang diduga telah mencoreng Singkawang sebagai kota tertoleran se-Indonesia yang selama ini sudah dirasakan.

Kelima, Pj Wali Kota Singkawang diindikasikan tunduk dan patuh pada kepentingan oligarki dan kebijakan elite tertentu. Keenam, Pj Wali Kota Singkawang ada indikasi bernuansa manajemen konflik.

Ketujuh, Pj Wali Kota Singkawang diduga telah membuat kegaduhan dimasa pesta demokrasi Pemilu 2024. Delapan, Pj Wali Kota Singkawang ke depan diharapkan dijabat oleh orang-orang yang bersih dari kepentingan oligarki dan fokus kepada pembangunan daerah serta mengawal netralitas Pemilu 2024.

Sementara Anggota DPRD Singkawang, Eka Chandra mengaku kaget adanya simbol naga pada pembangunan pagar Pemkot Singkawang.

"Saya tahunya dari media sosial, kawan-kawan sudah pada ribut lalu saya pun merasa terpanggil. Saya juga heran, mengapa dikasi simbol itu," katanya.

Baca Juga: 26 Desa Dapat Motor sebagai Reward Status Desa Mandiri

Akhirnya, sesuai kesepakatan, simbol itu akan dihilangkan dan diganti dengan simbol lain yang lebih dingin.

Jika hanya diganti pada satu simbol, dampak hukumnya tidak berpengaruh. Karena hanya beberapa persen saja. Tetapi, jika semua simbol akan diganti, tentu akan berdampak dengan hukum. Kemudian, kasihan juga dengan kontraktornya.

"Coba saja kalau kita di posisi yang sama, pasti nangis. Karena untuk menghilangkan satu simbol saja tentu akan mengurangi dan bahkan menambah pekerjaan dia," ujarnya.

Untuk itu, dia berharap rekan-rekan yang keberatan bisa berbesar hati, karena simbol naga sepakat akan diganti.

"Ke depan diharapkan kejadian ini menjadi yang pertama dan terakhir kali di Kota Singkawang. Supaya kita semua bisa hidup dengan tenang, damai dan rukun," harapnya.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Tags

Terkini

Terpopuler