WARTA PONTIANAK - Aktivis Perempuan Pontianak, Arniyanti menilai peringatan Sumpah Pemuda merupakan momen untuk memberi literasi pada kelompok perempuan tentang keadilan gender dan pemberdayaan perempuan di beberapa desa.
"Jadi kalau di desa biasanya ibu-ibu itu kurang memahami tentang hak-haknya sebagai warga negara, juga hak atas keterbukaan informasi yang ada, misalnya juga tentang keterlibatan perempuan desa dalam pembangunan desa itu sendiri. Kalau di kota lebih ke anak-anak muda. Misalnya sering kali saya membuka ruang diskusi, menjawab bersama tantangan dan permasalahan yang ada, seperti RUU PKS, persoalan kekerasan seksual dan lain-lain," ungkapnya kepada WARTA PONTIANAK, Rabu, 28 Oktober 2020.
Baca Juga: Hati-Hati, Laki-laki yang Suka Bersepeda akan Berisiko Disfungsi Ereksi
Arni mengajak para perempuan penyintas kekerasan seksual untuk berani bicara mengenai apa yang sedang mereka alami. Menurutnya, para penyintas juga perlu didampingi oleh ahli.
"Pendekatan itu penting. Kalau saya pribadi rajin-rajin ngepost di medsos tentang hak-hak perempuan dan persoalan kekerasan itu sendiri. Kebetulan itu juga yang mempertemukan saya ke beberapa kasus, seperti kasus tahun lalu di kampus. Jadi teman-teman menemukan kasus, dan langsung diskusi mencari solusi bersama," ujar Arni.
Baca Juga: VIDEO: Demo Mahasiswa Tolak Omnibus Law, Perlintasan Bundaran Untan Ditutup
Ia juga berpesan kepada seluruh pemuda-pemudi di Indonesia untuk selalu berbuat baik dan membantu sesama.
"Itu juga turunan bentuk cinta terhadap negara. PR besar ke depan menanti kita, mulai dari sekarang kita sudah bisa rajut itu untuk masa depan bangsa dan masa depan kita sendiri. Dan tak lupa narasikan kebaikan-kebaikan yang ada pada media sosialmu, agar banyak yg termotivasi dan menggalang solidaritas antar pemuda," tutupnya. (***)