Network
WARTA PONTIANAK – Tanaman kratom menimbulkan dilemma. Pasalnya Badan Narkotika Nasional (BNN) memasukkan tanaman tersebut dalam narkotika golongan 1 dan penggunaanya akan dilarang pada tahun 2023 mendatang.
Sementara di sisi lain, tanaman tersebut justru salah satu sumber pendapatan masyakat Kalimantan Barat yang dinilai mampu mendongkrak ekonomi. Marketplacenya bukan hanya di dalam negeri saja, bahkan luar negara.
Agar tidak terjadi dilema yang berkepanjangan, Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji berharap ada riset yang mengungkapkan sisi lain dari tanaman dengan nama latin mitragyna speciosa ini. Misalnya, menjadi bahan baku obat-obatan.
Baca Juga: Gubernur Sutarmidji Minta BNN Tunda Larangan Kratom 2023
Sembari menunggu hal tersebut, menurut dia, Eropa juga harus membantu dalam pembelian tanaman dengan nama latin mitragyna speciosa ini. Apalagi, Betung Karihun dan Danau Sentarum, Kabupaten Kapuas Hulu telah ditetapkan sebagai paru-paru dunia yang punya peran penting dalam mencegah percepatan berkurangnya lapisan ozon.
Sementara sekitar 112.000 masyarakat di Kapuas Hulu mengusahakan tanaman ini. Dengan begitu, dia menyebutkan Kalbar harus mampu bergaining dalam pasar ini. Dengan harapan, lingkungan tetap terjaga di tengah masyarakat yang mengusahakan tanaman tersebut.
Baca Juga: [Pilkada 2020] Hamdi Jafar : Kratom Membantu Mengurangi Abrasi
"Mereka (Eropa) selalu menghendaki agar Betung Karihun dan Danau Sentarum dijaga. Sementara di situ budidaya kratom dan bisa hidup di lahan rawa. Jadi perlu kita perlu bergaining. Kita jaga kelestarian hutan di sana dan mereka harus beli kratom itu. Kalau tidak, kita tidak menjamin itu akan gundul. Harusnya gitu," tegasnya.
Hal ini disampaikan Midji dalam webinar international bertemakan 'Peluang Tantangan dan Prospek Kratom dalam Pasar Global,' Rabu 25 November 2020.
