NU Kalbar dan KJP Gelar Diskusi, Happy: Rajut Kembali Kebangsaan

- 2 Desember 2020, 23:03 WIB
Spanduk Jaga Indonesia
Spanduk Jaga Indonesia /Istimewa /Yapi Ramadhan

"Akan tetapi ditengah gempuran revolusi 4.0 dimana teknologi dalam kehidupan sosial yang direpresentasikan dalam media sosia, menguak bagaimana nilai kebangsaan mulai terdegradasi oleh euphoria teknologi digital. Bahkan terminology dunia pendidikan pun mulai menegasikan nilai-nilai kebangsaan dengan semakin berkurangnya porsi pendidikan kebangsaan," tuturnya.

Tidak mengherankan, lanjut Happy, apabila teknologi menjadi sebuah acuan kemajuan tanpa lagi menyertakan nilai-nilai adat dan kebangsaan. Etika dalam berinteraksi sudah semakin jauh dari kaidah-kaidah norma, begitu bebas orang berbicara seperti menulis isi hati tanpa pikir di media sosial.

"Sehingga muncul tesis baru bahwa gelar dan jenjang pendidikan tidak lagi berbanding lurus dengan kualitas intelektual atau adab,” lanjutnya.

Dia menginisiasi,  sekarang perlu sebuah forum reflektif dalam mengkaji, menafsir kembali serta menelisik bagaimana peran perguruan tinggi dalam menanamkan nilai kebangsaan, etika dan norma perilaku sebagai pusatnya kaum intelektual.

"Baik secara das sein maupun das sollennya. Diskusi ini tentu diorientasikan bagi upaya antisipasi bagi berkembangnya nilai-nilai media sosial menggantikan nilai intelektual generasi muda
kalangan kampus," kata Happy.

Terkait dengan kondisi tersebut dan bulan November sebagai bulan kepahlawanan, maka NU Kalbar bersama KJP menggagas sebuah forum diskusi.

"Kegiatan ini juga diorientasikan sebagai launching gerakan moral jaga indonesia sebagai langkah awal dalam program Akademi Kebangsaan yang kami gagas," terangnya.

Terakhir, Happy menyampaikan tujuan dari diadakannya diskusi ini adalah sebagai bertukar pendapat terhadap derasnya penetrasi gerakan radikal di lingkungan Perguruan Tinggi, juga menggali dan mencari formulasi upaya penanaman nilai-nilai kebangsaan di kalangan Perguruan Tinggi di tengah revolusi media sosial, serta membangun kembali rajutan kebangsaan dari gerakan politik identitas dan gerakan radikal di lingkungan kampus.***

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah