Network
WARTA PONTIANAK – Rektor Universitas Tanjungpura Pontianak, Garuda Wiko mengatakan, meski kementerian pendidikan mempersilakan untuk pembelajaran tatap muka, namun tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan.
"Jadi pemahamannya tatap muka itu bisa juga hybrid, jadi gabungan antara tatap muka dan yang daring. Misalnya kelas kan tidak bisa isi penuh, tergantung kondisi daerah. Mungkin nanti ada yang luring, tetapi itu harus bisa diakses secara daring juga. Jadi nanti akan diatur sedemikian rupa, ini dinamis lah," ujar Garuda.
Garuda menilai, semua fakultas yang melaksanakan praktikum perlu memikirkan bagaimana agar praktikum tetap bisa berjalan.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Pemda Hentikan Sekolah Tatap Muka SD-SMP
"Saya kira memang fakultas teknik dan fakultas lain yang ada praktikum dan sebagainya, memang perlu kita memikirkan itu, agar kesempatan mahasiswa bisa menyelesaikan tepat waktu untuk memenuhi targetnya," katanya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, RM Rustamaji mengungkapkan, sebenarnya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, memiliki kebijakan untuk blended learning, bahkan jauh sebelum ada pandemi Covid-19.
"Dimana dari 100 persen pembelajaran, setidaknya 25-30 persen itu menggunakan media informatik, jadi secara daring. Dalam perjalanan kebijakan ini, kita menghadapi sama-sama pandemi. Ini ada hikmahnya. Artinya persiapan-persiapan yang dilakukan oleh perguruan tinggi ternyata harus diimplementasikan oleh karena ada persoalan yang sangat mendesak di luar kemampuan, bahkan tidak lagi 30 persen, hampir 100 persen," tuturnya.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka, GREDU Siap Mendukung Kebijakan Pemerintah
Meski begitu, metode pembelajaran secara daring bukan untuk menggantikan pembelajaran secara tatap muka seluruhnya.
