Kisah Toleransi Beragama, Misa Natal dan Jumatan ‘Barengan’ di Dua Rumah Ibadah yang Bersebelahan

- 25 Desember 2020, 19:52 WIB
Para jamaah usai salat Jumat di masjid yang bersebelahan dengan gereja
Para jamaah usai salat Jumat di masjid yang bersebelahan dengan gereja /Ocsya Ade CP/Warta Pontianak

Apapun yang terjadi di luar sana, kata Sofian, antarumat beragama ini terpengaruh. Karena, kata dia, umatnya selalu diajak untuk menjalankan ajaran agama dan mengamalkan lakum dinukum wa liya din.

“Toleransi agama apalagi yang bersifat kemanusiaan, kami selalu menyikapi dan menyambut dengan baik. Karena selama ini sudah terbiasa. Sejak dini remaja masjid kami tanamkan juga sikap toleransi. Kami saling rukun, cuma itu dalam koridornya masing-masing. Agamamu agamamu, agamaku agamaku,” jelasnya.

Baca Juga: Ini 7 Games yang Dapat Kamu Mainkan Saat Liburan Natal 2020

Memang, lanjut dia, sedari awal warga di sana sudah komitmen dalam hal toleransi beragama ini. Mereka sepakat saling menjaga dari mulai hal beribadah dan keamanan.

“Sama-sama kami jaga, karena kita satu kampung di sini. Walaupun kita tahu, jemaat gereja tidak semuanya warga di sini. Tapi wilayah gereja kan ada di sini. Jadi kami warga sini harus terlibat dalam hal keamanan di sini,” ujarnya.

Karena, sambung dia, amannya rumah ibadah, berarti wilayahnya aman. Maka dari itu, kedua belah pihak saat itu terus berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan suatu keadaan yang lebih tenang dan harmonis. Tidak ingin ada hal-hal yang dikhawatirkan. “Harapan kami ke depan itu, kami saling menjaga,” harapnya. ***

Halaman:

Editor: Ocsya Ade CP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah