WARTA PONTIANAK – Tsunami Aceh 16 tahun lalu menyisakan kisah pilu bagi Aldy Rivai, korban selamat yang saat ini sudah menjadi warga Kalimantan Barat.
Aldi mengumpulkan kepingan ingatan sedih itu satu persatu, dan membagikannya kepada rekannya sesame jurnalis.
Menurutnya, usai gelombang pertama setinggi mata kaki menerjang kerumunan warga, gelombang air bah kedua datang dengan sangat tinggi, hingga menelan seluruh daratan tanah Aceh.
Baca Juga: 16 Tahun Tsunami Aceh, Cerita Aldi Hampir Ditimpa Tiang Listrik
Aldi bersama warga lainnya tak sempat menyelamatkan diri untuk naik ke gedung tinggi, dirinya bersama warga lainnya ikut tergulung menerjang dinding-dinding bangunan kokoh.
“Saat itu pandangan saya gelap karena air berwarna coklat pekat dan mengira inilah akhir hidup saya, ini seperti kiamat, saya pasrah akan hidup,” ujarnya.
Seperti mendapatkan keajaiban, saat tergulung ombak besar Aldi tersadar ada benda keras menghantam tubuhnya sehingga dirinya meraih permukaan gelombang tinggi.
Dari dalam air, Aldi melihat secara samar warna langit biru sehingga berniat untuk naik ke daratan.
Baca Juga: Peringati Tsunami Aceh, Masyarakat Aceh di Kalbar Lantunkan Dzikir