Intensifkan Moderasi Beragama, Kemenag Dukung Film Pendek Tepang Kajat

- 26 Desember 2020, 21:01 WIB
Cuplikan film tepang kajat
Cuplikan film tepang kajat /Humas Kemenag/

WARTA PONTIANAK - Kementerian Agama terus mengintensifkan penguatan moderasi beragama untuk menumbuhkan toleransi dan kerukunan umat beragama. Banyak cara yang dilakukan, salah satunya melalui pesan film sebagaimana dibuat oleh Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Rembang.

Bertajuk ‘Tepang Kajat, Bagimu Agamamu, Bagiku Kaulah Segalanya', film ini diproduksi oleh FKUB Kabupaten Rembang dan Generasi Muda (Gema) FKUB Kabupaten Rembang bekerjasama dengan Kemenag Rembang dan Kesbangpolinmas Kabupaten Rembang. FKUB juga menggandeng rumah produksi ‘Kertangkes.Id.’

Film pendek ini dilaunching perdana pada 14 Desember 2020 di akun Youtube Kemenag Rembang News dan telah mendapatkan respon yang cukup banyak dari pemirsa.

Baca Juga: 8 Fakta Tentang Perempuan yang Terjun Bebas dari Lantai 4 Hotel, Tak Berbaju hingga Histeris

'Tepang Kajat' adalah istilah Bahasa Jawa yang dapat diartikan menemukan jawaban dari harapan atau keinginan seseorang. Dalam adat Jawa, Tepang Kajat adalah suatu acara yang mengungkapkan rasa syukur atas terkabulnya hajat seseorang.

Untuk mengupas film ini, FKUB Kabupaten Rembang mengadakan acara ‘Bedah Film Tepang Kajat’ pada Sabtu 26 Desember 2020, di aula Gedung PLHUT Kemenag Rembang. Acara ini menghadirkan Kepala Kesbangpolinmas Kabupaten Rembang, Harijono, Plt Kakankemenag Kabupaten Rembang, Moh. Mukson, Ketua FKUB Kabupaten Rembang, Masyhuri, aktor dan tim produksi film.

Film ini berkisah tentang kehidupan sederhana di satu RT. Pak Andreas adalah warga beragama Katholik yang kebetulan akan mengundang tetangga RT untuk menghadiri hajatan dalam rangka tasyakuran putrinya yang sudah diterima kerja. Ia lantas meminta tolong Alex, anak muda di RT itu untuk mengantarkan undangan ke beberapa orang yang kebetulan agamanya berbeda-beda.

Baca Juga: Pertama di Kalbar, Polnep Uji DNA Satwa Akuatik

Awalnya Alex menolak, lalu akhirnya dengan rayuan akan diberi upah, ia pun bersedia membantu. Tapi ternyata Alex tidak mengenal satu pun nama yang tertera di undangan itu. Alhasil, Alex merasa malu karena beberapa kali salah sangka terhadap agama orang-orang yang diundang tersebut, hanya karena identitas namanya.

Halaman:

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x