Momen Masa Sekolah Hilang Akibat Pandemi, Siswi SMAN 3 Pontianak Akui Bahagia Bisa Belajar Tatap Muka Lagi

- 22 Februari 2021, 19:50 WIB
Gubernur Sutarmidji saat meninjau sekolah tatap muka di SMAN 3 Pontianak
Gubernur Sutarmidji saat meninjau sekolah tatap muka di SMAN 3 Pontianak /Yapi Ramadhan/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK - Pandemi Covid-19 yang sudah melanda dunia setahun belakangan menciptakan berbagai kisah. Wabah yang menjalar ke seluruh bagian dunia ini memiliki dampak yang besar.

Terlihat di Indonesia, dampak pandemi Covid-19 menjalar ke segala aspek. Mulai dari aspek ekonomi, aspek pendidikan, serta aspek-aspek lainnya.

Selain terpuruknya ekonomi di Indonesia diawal-awal pandemi Covid-19, dari sisi pendidikan juga terkena dampak parah.

Baca Juga: SMAN 3 Pontianak Mulai Belajar Tatap Muka, Kasek: Murid Tak Boleh Berkeliaran saat Pulang Sekolah

Sekolah-sekolah dipaksa untuk berhenti melakukan pembelajaran tatap muka guna melindungi murid. Selain itu, mencegah terjadinya klaster baru, juga merupakan salah satu alasan mengapa sekolah dilaksanakan secara daring.

Senin, 21 Februari 2021, Provinsi Kalimantan Barat resmi kembali melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah. Namun, hanya daerah yang dalam kategori zona hijau dan kuning yang bisa merasakan sekolah tatap muka. 

Sedangkan murid-murid sekolah yang berada di daerah dengan kategori zona oranye dan merah, mereka terpaksa gigit jari dan menahan diri untuk dapat merasakan kembali bercengkrama dengan teman sebaya di lingkungan pendidikan, sebab daerahnya tak masuk dalam syarat perizinan diperbolehkannya melaksanakan sekolah tatap muka dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat.

Baca Juga: Pemkot Pontianak Minta 12 Sekolah untuk Belajar Tatap Muka

Salah satu sekolah di Kalbar yang sudah melakukan sekolah tatap muka yakni SMAN 3 Kota Pontianak. Di sanalah, tim Warta Pontianak bertemu dengan dua orang siswi kelas XII.

Clarisa Junita dan Fathiyah Kirana. Keduanya merupakan siswi kelas XII milik SMAN 3 Kota Pontianak.

Clarisa mengisahkan, hampir dua semester dia merasakan pembelajaran yang terkesan membosankan via daring. Selama itu pula, dia mengaku sedikit kesusahan dalam memahami materi.

Baca Juga: Belum Berubah, Jadwal Belajar Tatap Muka di Kalbar Tetap 15 Februari 2021

“Kalau daring biasanya diutamakan perbanyak tugas gitu kan, jadi kita susah memahami materi. Langsung dikasi tugas jadinya susah. Kesannya (kalau belajar tatap muka) saya lebih mengerti dengan materi yang diajarkan sama guru,” ujar Clarisa.

Keluh kesah Clarisa selama daring, rupanya sama dengan cerita Fathiyah. Murid dengan menggunakan jilbab itu mengatakan, lebih baik menggelar pembelajaran tatap muka meski dengan waktu yang terbatas, ketimbang belajar daring yang kurang dapat dicerna oleh otaknya.

“Kami sih efektif ya, karena lebih baik kita tatap muka, lebih masuk materinya ke dalam otak. Kalau online agak susah,” kata Fathiyah.

Baca Juga: Keterbatasan Sarana, Menteri Nadiem Minta Daerah 3T Belajar Tatap Muka

Masa-masa indah kelas XII di jenjang SMA seharusnya dia rasakan. Namun, pandemi Covid-19 merenggut setiap momen itu. Berkutat di depan sebuah benda canggih dan mengerjakan tugas dengan jarak yang berbeda jauh dengan sang guru, hal yang Fathiyah rasakan dipenghujung masa-masa SMA nya. Perasaan sedih pun tak bisa menepis fakta-fakta yang dia alami.

“Sedih aja sih. Karena momen serta memori di kelas 12 rada kurang. Apalagi karena adanya Covid-19 jadinya kurang berharga,” ucapnya sembari tertunduk.

Meskipun saat ini dirinya sudah bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah dan bertemu kembali dengan teman seperkumpulannya, akan tetapi perbedaan masih tetap terasa kental.

Baca Juga: Kurang Paham Materi Saat Daring, Orangtua dan Siswa Sambut Baik Belajar Tatap Muka

“Banyak bedanya sih, karena kalau dulu kita bisa santai dan ngumpul. Waktu belajar juga kalau mau sharing-sharing itu kan enak. Kalau sekarang ada jaga jarak, kayak kurang rasanya,” terang Fathiyah.

Tak mengelak, Fathiyah juga selalu menjalani keputusan yang dibuat oleh pemerintah setempat. Dengan dibukanya kembali belajar tatap muka di sekolah, Fathiyah mengaku momen ini sangat bermakna bagi hidupnya.

“Bermakna, sangat bermakna,” ungkapnya. 

Baca Juga: Tak Izinkan Belajar Tatap Muka, Karolin Sarankan Sistem Luring

Terakhir, Fathiyah berharap, pandemi Covid-19 di Indonesia bisa segera berakhir. Dia menilai dengan sedikitnya momen kelas XII yang ia rasakan, setidaknya pada masa perkuliahan Fathiyah bisa menikmati setiap momennya tanpa ada pembatasan. 

“Semoga untuk kedepannya menghilanglah biar kita juga nyaman kuliahnya ataupun untuk adik kelasnya lebih nyaman kalau belajar offline lah,” harapnya. ***

Editor: M. Reinardo Sinaga


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah