Untuk konsep moderasi beragama itu sendiri, sebenarnnya sudah final dalam paham kebangsaan bhineka tunggal ika. Ia mengatakan, hanya masih banyak yang keliru mengartikan bhineka tunggal ika itu sendiri. Selama ini bhineka tunggal nika diartikan berbeda-beda tapi satu jua.
Baca Juga: Diskominfo Apresiasi Antara Gelar Talkshow Cari Solusi Keterbatasan Internet di Kalbar
Jika mengacu pada pidato Bung Karno 22 Juli 1958, artinya berjenis- jenis tapi tunggal, menunjukkan keberagaman persatuan dan kesatuan keragaman.
Ketua Umum BKPRMI Kalbar Firdaus Zarin mengtakan, pemuda lintas agama Kalbar harus beriman moderat, membawa orang ke jalan tengah, serta tidak berlebihan atau ekstrem.
Cara beragama perlu menerapkan budaya menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan dapat bekerjasama. Tentunya tanpa kekerasan, menghargai budaya, serta memiliki komitmen kebangsaan yang kuat dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia.
“Seiring kemajuan IT (ilmu teknologi) sekarang ini, saya berharap nilai-nilai agama yang kita anut senantiasa dilaksanakan dalam pergaulan berkonteks bhineka tunggal ika. Kemudian, beragam suku dan agama jangan sampai menghambat, dalam agama sudah ada aturan yang jelas. Jadi dalam kehidupan pertemanan, pemuda harus tetap bersatu dalam keberagaman,” kata Firdaus yang juga anggota DPRD Kota Pontianak ini.
Baca Juga: Peringati Ultah Kan Sin Thai Ti, Yayasan Vihara Tri Dharma Hadirkan Artis dari Bangka Belitung
Sementara, perwakilan Kementerian Agama Provinsi Kalbar Syahrul Yadi yang turut hadir dalam diskusi ini mengatakan, Kalbar identik dengan multi keberagaman dan perbedaan paling essensial adalah agama. Enam agama yang diakui di Indonesia ini harus menerapkan agama secara moderat.
“Melalui diskui ini ada semacam edukasi yang diberikan, dan ini bagus momentum sangat cerdas, mengarahkan kita untuk mencintai Indonesia. Indonesia harus moderat dalam beragama,” tegasnya.
Pemuda, lanjut Syahrul Yadi, harus melakukan sesuatu, bagaimana agar agama, suku bangsa tidak saling mencurigai, bisa dengan kegiatan bersama. Sehingga akan lahir persatuan dan kesatuan antar ummat beragama. Tidak ada lagi pemahaman radikal atau liberal.