Tingkatkan Toleransi, Pemuda Lintas Etnis dan Agama Cetuskan Komitmen Dukung Moderasi Beragama

- 23 Juli 2022, 16:20 WIB
Suasana diskusi panel moderasi beragama yang digelar oleh Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kalbar, Sabtu 23 Juli 2022
Suasana diskusi panel moderasi beragama yang digelar oleh Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kalbar, Sabtu 23 Juli 2022 /Dody Luber/Warta Pontianak

Untuk konsep moderasi beragama itu sendiri, sebenarnnya sudah final dalam paham kebangsaan  bhineka tunggal ika. Ia mengatakan, hanya masih banyak  yang keliru mengartikan bhineka tunggal ika itu sendiri. Selama ini bhineka tunggal nika diartikan berbeda-beda tapi satu jua.

Baca Juga: Diskominfo Apresiasi Antara Gelar Talkshow Cari Solusi Keterbatasan Internet di Kalbar

Jika mengacu  pada pidato Bung Karno 22 Juli 1958, artinya berjenis- jenis tapi tunggal, menunjukkan keberagaman persatuan dan kesatuan keragaman.  

Ketua Umum BKPRMI Kalbar Firdaus Zarin mengtakan, pemuda lintas agama Kalbar harus beriman moderat, membawa orang ke jalan tengah, serta tidak berlebihan atau ekstrem.

Cara beragama perlu menerapkan budaya menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan dapat bekerjasama. Tentunya tanpa kekerasan, menghargai budaya, serta memiliki komitmen kebangsaan yang kuat dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia.

“Seiring kemajuan IT (ilmu teknologi)  sekarang ini,  saya berharap  nilai-nilai agama yang kita anut senantiasa dilaksanakan dalam pergaulan berkonteks bhineka tunggal ika. Kemudian,  beragam suku dan agama jangan sampai menghambat,  dalam agama sudah ada aturan yang jelas. Jadi  dalam kehidupan pertemanan, pemuda harus tetap bersatu dalam keberagaman,” kata Firdaus yang juga anggota DPRD Kota Pontianak ini.

Baca Juga: Peringati Ultah Kan Sin Thai Ti, Yayasan Vihara Tri Dharma Hadirkan Artis dari Bangka Belitung

Sementara, perwakilan Kementerian Agama Provinsi Kalbar Syahrul Yadi  yang turut hadir dalam diskusi ini mengatakan, Kalbar  identik dengan multi keberagaman dan perbedaan paling essensial adalah agama. Enam agama yang diakui di Indonesia ini harus menerapkan agama secara  moderat.

“Melalui diskui ini ada semacam edukasi yang diberikan, dan ini bagus momentum sangat cerdas, mengarahkan kita untuk mencintai Indonesia.  Indonesia harus moderat dalam beragama,” tegasnya. 

Pemuda, lanjut Syahrul Yadi, harus melakukan sesuatu,  bagaimana agar agama, suku bangsa tidak saling mencurigai, bisa dengan kegiatan bersama. Sehingga akan lahir persatuan dan kesatuan antar ummat beragama. Tidak ada lagi pemahaman radikal atau liberal.

Halaman:

Editor: Y. Dody Luber Anton


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x