Brisik Puan HMI Febi Syariah Bersama Saka, Menyoal Isu Keperempuanan

- 14 Januari 2024, 23:17 WIB
HMI Komisariat Febi dan Syariah bidang Pemberdayaan Perempuan gelar Berdiskusi Asik Perempuan
HMI Komisariat Febi dan Syariah bidang Pemberdayaan Perempuan gelar Berdiskusi Asik Perempuan /Rifqi/

WARTA PONTIANAK – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Febi dan Syariah bidang Pemberdayaan Perempuan (PP), sukses berkolaborasi dalam mengadakan kegiatan Berdiskusi Asik Perempuan (BRISIK PUAN), dengan Tema "Perempuan dalam bayang-bayang Patriarki" di Coffee One Circel pada Minggu, 14 Januari 2024.

Kepala Bidang PP Komisariat Syariah, Faqiha menegaskan, isu patriarki masih terbelenggu terutama di ruang lingkup organisasi.

Sehingg, melalui kegiatan ini secara tidak langsung memberikan kesempatan mendalam terhadap pengetahuan mengenai patriarki pada perempuan.

Untuk itu, Faqiha berharap melalui kegiatan ini, dapat menjadi platform dalam mendorong kesadaran dan aksi mempromosikan kesetaraan gender, dan menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil.

"Karena banyak sekali terutama dalam lingkup organisasi sendiri, perempuan itu masih dibelenggu dengan isu patriarki ini,” katanya.

Memilih tema perempuan dalam bayang-bayang patriarki memberikan kesempatan untuk menyelidiki secara mendalam dampak patriarki pada perempuan, menggali tantangan yang dihadapi, serta merumuskan solusi untuk mewujudkan kesetaraan gender.

Fokus pada perempuan memungkinkan pencerahan terhadap pengalaman unik mereka dan pentingnya mendengarkan suara mereka dalam perjalanan menuju perubahan positif.

“Diharapkan output yang didapat dari kegiatan ini adalah mereka dapat menjadi platform untuk mendorong dialog, kesadaran, dan aksi untuk mempromosikan kesetaraan gender serta menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil," ujar Faqiha.

Lulu Musyarrofah selaku pemateri dari Suar Asa Khatulistiwa menyampaikan, perempuan seringkali menjadi korban dalam isu patriarki. Sehingga perlu adanya perhatian khusus terhadap perempuan sebagaimana dalam hal ini kesetaraan dapat dikatakan tercapai, namun belum tentu suatu keadilan juga tercapai di dalamnya.

Baca Juga: Diseruduk Mobil dari Belakang, Seorang Perempuan Pengemudi Daihatsu Ayla di Kubu Raya Meninggal Dunia

"Penyajian dalam dalam suatu isu yang dasarnya tidak habis untuk dibahas jika berhenti. Itu berarti kita sudah tidak peduli terhadap hal tersebut, dan patriarki seringkali mengerucut kepada perumpuan sebagai korban dan selalu dianggap remeh, ketika mencoba berbicara ke arah keterwakilan perempuan dan emansipasi,” tuturnya.

Sehingga perlu adanya perhatian khusus pada perempuan, karena posisi subordinat perempuan menempatkannya lebih rrntan deskriminasi, walaupun mendapatkan hak dan posisi yang mencerminkan kesetaraan namun belum tentu mendapatkan keadilan.

Peserta diskusi BRISIK PUAN, Zahwa Istiqomah turut memberikan pandangan terhadap kegiatan ini.

Menurutnya, patriarki merupakan sebuah sistem yang tidak adil dan membatasi kebebasan dan kesetaraan antara pria dan wanita serta mendukung perjuangan dalam mengatasi pemahaman patriarki dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil.

"Forum ini sebenarnya sudah bagus hanya peserta yang mining. Sementara pematerinya sudah bagus,” katanya.

Baca Juga: Peran Perempuan Dalam Dunia Digital

Dan melalui forum ini, dirinya mendapatkan pemahaman patriarki dan ini merupakan sebuah sistem yang tidak adil dan membatasi kebebasan dan kesetaraan antara pria dan Wanita.

“Saya percaya bahwa setiap individu tanpa memandang jenis kelamin, memiliki hak yang sama untuk dihormati, diakui, dan memiliki kesempatan yang setara dalam segala aspek kehidupan dan saya mendukung perjuangan untuk mengatasi pemahaman patriarki dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua orang," ucap Zahwa. ***

 

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x