Network
WARTA PONTIANAK - Praktik prostitusi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat masih marak. Baik melalui online maupun lokalisasi berkedok tempat karaoke. Hal ini membuat masyarakat resah dan mempertanyakan kinerja aparat penegak hukum serta pemerintah setempat.
"Kafe remang-remang yang diduga sebagai tempat prostitusi memang banyak di Ketapang. Seperti kawasan yang biasa dikenal Kolam, Terminal dan Sentap. Bahkan sampai ke kawasan Indotani," ujar Syarif Fadli, satu di antara warga Ketapang kepada awak media, Rabu, 21 Oktober 2020.
Mahasiswa Universitas Negeri Ketapang Syarif Fadli ini mengatakan, ada kesan pembiaran dari pihak terkait.
"Setahu saya tak pernah ditertibkan. Padahal, pejabat ada yang lewat jalan daerah itu," kesalnya.
Berdasarkan penelusuran Warta Pontianak, banyak juga akun media sosial yang menawarkan layanan prostitusi. Fadli mengiyakan hal tersebut. Karena dirinya sempat iseng dan mencoba menggunakan media sosial platform michat, tantan, dan lain sebagainya.
"Kalau secara online lebih parah lagi, mereka terang-terangan menjual diri dengan patokan harga di media sosial. Bahkan lengkap dengan kamar yang sudah disediakan oleh para pekerja seks komersial itu. Parahnya, ada yang mengaku masih berstatus pelajar dan di bawah umur," ujarnya.
Tokoh Masyarakat Kabupaten Ketapang, Isa Anshari juga kecewa dengan kesan pembiaran ini. Dikatakan dia, keberadaan lokasi prostitusi terselubung di Kota Ketapang ini memang sudah berjalan puluhan tahun. Dengan dalih membuka tempat karaoke dan menyediakan minuman keras serta pelayan wanita berpakaian seksi untuk menarik pelanggan.
"Untuk lokasi kafe remang-remang, dan fasilitas karaoke di Sentap, Terminal, Kolam, dan kawasan Indotani, memang sudah beroperasi puluhan tahun silam. Memang tidak pernah ditertibkan oleh pemerintah daerah, bahkan aparat terkait," ungkap Isa.
Dirinya juga menilai, ada dugaan permainan antara para pelaku seks komersial dan pengelola hotel dalam menjalankan bisnis lendir ini. Serta dugaan adanya keterlibatan oknum aparat dan pemerintah daerah, yang menerima setoran dari sejumlah lokasi prostitusi berkedok kafe dan karaoke. Sehingga dapat terus beroperasi dengan terbuka di tengah Kota Ketapang.
"Dugaan saya begitu, memang ada persekongkolan antara penjaja seks dan pengelola hotel, agar saling diuntungkan. Sementara prostitusi berkedok kafe dan karaoke disinyalir bermain dengan para oknum aparat nakal serta pemerintah daerah sehingga tak pernah ditertibkan bahkan bebas beroperasi di tengah masyarakat," kesalnya.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Ketapang AKP Primastya Dryan Maestro mengaku, kasus prostitusi online di Kota Ketapang sudah cukup banyak diungkap oleh anggota pada tahun sebelumnya.
"Kalau untuk kasus prostitusi online di Ketapang sudah cukup banyak kita ungkap dulu. Dan beberapa di antaranya juga sudah ditetapkan sebagai tersangka," jelasnya.
Sedangkan untuk dugaan lokalisasi terselubung di Ketapang masih didalami. Pihaknya juga akan bekerja sama dengan pemerintah daerah jika nantinya ditemukan banyak pelanggaran. Seperti prostitusi berkedok karaoke dan penjualan miras bahkan narkoba.
"Nanti informasi ini akan didalami, dan kita akan bekerja sama dengan pemerintah daerah jika memang terbukti ditemukan banyak penyelewengan seperti prostitusi berkedok karaoke, penjualan miras bahkan narkoba, akan kita tindak tegas. Jika memang terbukti ada pelanggaran di sana," tutupnya.***
Reporter : Rossi Yulizar
