Tergiur Gaji Besar, Gadis Sungai Pinyuh Malah Diancam Diperkosa Preman Suruhan Bos Judi Online

- 18 November 2020, 11:20 WIB
Sekretaris SBMI Mempawah Juli Mu sesaat sebelum serahterima 10 PMI asal Pinyuh di BP2MI Pontianak
Sekretaris SBMI Mempawah Juli Mu sesaat sebelum serahterima 10 PMI asal Pinyuh di BP2MI Pontianak /Suria Mamansyah/WARTA PONTIANAK

WARTA PONTIANAK - Gaji besar dan kerja enak di Malaysia selalu menjadi janji dan iming-iming dari oknum agen penyalur Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang nakal.

Pencari kerja yang tergiur pun, tidak pikir panjang untuk meninggalkan tanah air demi menjadi pahlawan devisa. Tanpa memikirkan hal negatif yang mungkin saja bakal terjadi. Padahal sudah banyak yang menjadi contoh korban terbuai akan janji manis si agen nakal.

Kisah-kisah Warga Negara Indonesia (WNI) yang termakan janji ini juga dirasakan Valensia, warga Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah.

Baca Juga: 10 WNI yang Terjebak Kerja di Malaysia, Sudah Diserahkan ke SBMI Mempawah

Perempuan usia 18 tahun ini kerap diancam akan diperkosa preman suruhan majikannya di Sarawak. Beruntung, dia bisa selamat setelah melarikan diri dari kekuasaan majikannya.

“Bos saya bernama Alex sering mengancam akan menyuruh preman di Malaysia untuk memperkosa saya, kalau saya minta izin,” kisah Valensia usai didata oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Mempawah di Kantor Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Pontianak, Rabu 18 November 2020 dini hari.

Valensia dan sembilan rekannya merupakan korban jebakan dalam janji kerja. Awalnya mereka dijanjikan bekerja di restoran atau kedai makan dengan gaji besar di negeri Jiran sana. Tetapi, setibanya di Kuching, Sarawak, mereka malah dipekerjakan sebagai operator judi online di beberapa tempat.

Baca Juga: 275 PMI Dideportasi dari Malaysia melalui PLBN Entikong, Andi: Kasusnya Beragam

Kerja tidak sesuai janji, hak-hak pekerja tidak terpenuhi, dan mereka pun nyaris mendapat perbuatan keji. Kisah-kisah ini disampaikan Valensia saat tiba di Pontianak, usai dipulangkan dari Malaysia melalui jalur PLBN Terpadu entikong, Kabupaten Sanggau.

Kepada Warta Pontianak, Valensia bercerita, bukan hanya ancaman akan diperkosa, tidak mendapat jatah libur pun dialami. Bahkan, pernah suatu kali ia sakit infeksi kantong kemih dan temperatur badan sudah tinggi karena demam, tapi tetap dipaksa bekerja.

“Saya minta offday (libur), karena demam. Kalau begitu gaji dipotong kata bos saya. Atau kalau mau pulang harus cari pengganti dari Indoensia, tapikan orang Indonesia tidak boleh masuk (lockdown, red),” ujar Valensia.

Baca Juga: Kisah Pahit Heri, Pemuda Pinyuh yang Terjebak Menjadi Operator Judi  di Malaysia

Demam semakin tinggi, akhirnya ia memutuskan untuk berobat. Tapi bukan di rumah sakit, melainkan di klinik terdekat. Pasalnya, ia tidak punya uang dan waktu keluar juga dibatasi oleh majikan.

Karena sudah tidak tahan dan takut ancaman pemerkosaan itu terjadi, akhirnya pada 16 November 2020 kemarin, ia bersama sembilan orang rekan senasibnya merencakan aksi pelarian.

Aksi pelarian sudah direncanakan secara matang dengan bantuan Sekretaris SBMI Kabupaten Mempawah.

Heri berjaket dan bertopi hitam saat datang ke BP2MI Pontianak dari PLBN Entikong, Rabu 18 November 2020 dini hari
Heri berjaket dan bertopi hitam saat datang ke BP2MI Pontianak dari PLBN Entikong, Rabu 18 November 2020 dini hari WARTA PONTIANAK

Dari tempat kerja, Valensia bersama dengan Heri yang tak lain adalah pacarnya. Mereka berdua berangkat menggunakan mobil yang disewa sebelum waktu pergantian shift dan langsung menuju KJRI Kuching.

“Kami kabur ramai-ramai. Kan ada yang lain juga yang kerjanya sama. Ada di City Mall, di Moyan. Kalau kami di Batu Tujuh,” tutupnya.

Sebelum melarikan diri, ia menulis pesan di selembar kertas untuk membeli makanan dan ditempelkannya di dinding kamar tempatnya bekerja.

“Saya tulis di kertas mau pergi tatao. Itu bahasa Malaysia. Kalau di sini beli makanan,” ungkapnya.

PMI yang tiba di Dinsos Kalbar sedang didata
PMI yang tiba di Dinsos Kalbar sedang didata Suria Mamansyah

Hal itu dilakukan, agar bosnya tak curiga. Karena tidak ada kecurigaan itulah, Valensia berhasil kabur. Begitu juga rekan lainnya, masing-masing punya cara menyelamatkan diri.

Sebagaimana diketahui, Valensia dan sembilan orang lainya bisa dipulangkan setelah semua administrasi diurus oleh KJRI Kuching.

Beserta ratusan PMI non prosedural lain yang terjerat beragam kasus, sepuluh warga Sungai Pinyuh ini pada Rabu dini hari tiba di Dinsos Kalbar.

Mereka dipulangkan melalui jalur PLBN Terpadu Entikong, Kabupaten Sanggau. ***

Editor: Ocsya Ade CP


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah