WARTA PONTIANAK – Ketua Lembaga Pengawal Pelaksana Pembangun Kabupaten Kayong Utara (LP3KKU) Abdul Rani merasa pesimis, pekerjaan rehabilitasi sarana dan prasarana air bersih Sukadana, dan Lubuk Tapah bisa selesai tepat waktu.
Abdul Rani yang merupakan warga Simpang Hilir mengaku, pihak OPD terkait terkesan lalai dalam proses perencanaan penganggaran, karena diakui Abdul Rani, di akhir tahun curah hujan biasanya cukup tinggi.
"Ini kerja bual (Bohong), kenapa ndak dikerjakan di bulan Mei atau Juni, ini akhir tahun curah hujan tinggi. Saya tidak yakin ini selesai tepat waktu, ujung-ujungnya tidak selesai pekerjaannya," ungkap Abdul Rani, Sabtu 21 November 2020.
Baca Juga: Waspada! Genangan Akibat Pasang Surut Air Laut Masih Akan Terjadi
Kondisi Kecamatan Simpang Hilir dan kecamatan lainnya hanya mengharapkan air tadah hujan. Bahkan jika kesulitan air, masyarakat Simpang Hilir dan sekitarnya harus membeli air bersih dari Sukadana.
Sementara Kepala UPT Air Bersih Dinas PUPR Kabupaten Kayong Utara (KKU), Eman Awaludin optimis pekerjaan proyek air bersih yang saat ini sedang berjalan akan selesai tepat waktu, walaupun diakuinya ada bebapa kendala yang dialami pihak pelaksana di lapangan.
"Cuaca yang sering hujan membuat pekerja kesulitan juga, karena lokasi kerja di daerah perbukitan sangat licin. Selain itu, karena ditenderkan diakhir tahun, termasuk sebagai penghambat juga dalam penyelesain pekerjaan mengingat faktor alam cuaca yang sering hujan," tutur Eman Awaludin.
Baca Juga: VIDEO: Awas, Ada Proyek yang Bikin Jalan Trans Kalimantan Macet Panjang
Diakui Eman, pihaknya juga melakukan pertemuan dengan beberapa masyarakat sekitar pekerjaan proyek broncap lubuk tapah di Desa Harapan Mulia, karena beredar isu jika pekerjaan broncap tersebut selesai, maka daerah pertanian masyarakat tidak akan teraliri air, dan beberapa Dusun sekitar.