BNPB Lakukan Upaya Mitigasi Banjir Ibu Kota

30 November 2020, 22:05 WIB
Tactical Floor Game Mitigasi Bencana Ibu Kota Jakarta /Humas BNPB/Warta Pontianak

WARTA PONTIANAK - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyelenggarakan kegiatan Tactical Floor Game (TGF) bertajuk "Penguatan Sinergitas Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam Menghadapi Potensi Banjir Akibat Fenomena La Nina di Provinsi DKI Jakarta dan Sekitarnya" yang dihelat di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin 30 November 2020.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Warta Pontianak, kegiatan ini diikuti oleh lintas instansi pemerintah tersebut juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Menko Marvest) Luhun Binsar Pandjaitan, Menteri Sosial Juliari Batubara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimuldjono, Kepala Badan Meteoroloti Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dan sejumlah pemangku kebijakan di DKI Jakarta dan Kabupaten/Kota penyangga lainnya.

Adapun kegiatan tersebut juga difokuskan untuk memitigasi adanya potensi ancaman bencana banjir yang dapat dipicu oleh fenomena La Nina, khususnya untuk wilayah bantaran Sungai Ciliwung, baik di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Baca Juga: Kemenhub Soroti Keterlibatan Truk ODOL dan Travel Gelap pada Kecelakaan di Tol Cipali

Ibu Kota DKI Jakarta dilalui sungai-sungai besar seperti Ciliwung. Sungai yang berhulu di wilayah Kabupaten Bogor tersebut kerap kali meluap ketika musim penghujan dan menyebabkan banjir di sepanjang bantaran sungai.

Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan langkah yang sangat strategis dan menjadi penting, sebab Sungai Ciliwung dengan panjang aliran utama hampir 120 kilometer itu melewati kawasan DKI Jakarta yang menjadi Ibu Kota Negara.

"Adalah salah satu langkah yang sangat strategis, karena Sungai Ciliwung ini membelah ibu kota negara, pusat pemerintahan. Ciliwung juga melintasi beberapa kabupaten/kota dan Ciliwung menjadi salah satu sungai yang terkenal di Indonesia," ujar Doni.

Baca Juga: Joe Biden Kecelakaan, Ini Reaksi Donald Trump

Doni punmelihat bahwa Sungai Ciliwung belum benar-benar mendapatkan perhatian khusus dan masih kurang optimal. Hal itu ditunjukkan dengan masih adanya sampah dalam jumlah yang banyak di sepanjang aliran Sungai Ciliwung.

Padahal menurutnya, sampah tersebut kemudian dapat menyebabkan terjadinya banjir apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi. Di sisi lain, Sungai Ciliwung juga menjadi urat nadi kebutuhan air bersih dan dapat menyokong kegiatan yang memberikan manfaat lain bagi masyarakat.

Baca Juga: Sekelompok Pemuda Kawal Isu Ketahanan Pangan

"Namun apa yang kita rasakan hari ini, Ciliwung belum mendapatkan perhatian yang lebih optimal. Karena kita masih bisa melihat banyak sampah, kotoran dan khususnya pada saat curah hujan yang tinggi hampir pasti terjadi banjir," jelas Doni.

"Padahal kita semua tahu bahwa sungai ini menjadi urat nadi dalam kegiatan khususnya penyediaan air bersih dan kegiatan-kegiatan yang lainnya," tutupnya.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler