Polemik Vaksin Covid 19, IDI Tunggu Keputusan BPOM

29 Oktober 2020, 14:25 WIB
Ilustrasi Vaksin COVID-19 /BioSpektrum Asia/

 

WARTA PONTIANAK - Kasus virus corona atau Covid-19 hingga kini masih mengalami lonjakan yang signifikan di beberapa negara, termasuk di Indonesia.

Pada November 2020, Pemerintah Indonesia sempat mengumumkan akan memulai melakukan vaksinasi Covid-19, namun hingga kini rencananya tersebut masih ada kejelasan.

Pemerintah rencananya akan mendahulukan vaksin impor untuk disuntikkan pada kelompok prioritas. Namun, permasalahan vaksin Covid-19 masih bergulir, simpang siur informasi yang beredar memicu kebingungan di masyarakat.

 

Muncul banyak pertanyaan di benak masyarakat tentang vaksin Covid-19 yang hingga saat ini masih belum dikatakan berhasil. Padahal, pengujian vaksin Covid-19 yang diteliti sejumlah lembaga di Indonesia belum selesai.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama para petugas medis merasa hal tersebut tidak tepat karena tanggung jawab penyuntikkan vaksin Covid-19 sangat besar. Terlepas dari itu beberapa vaksin Covid-19 saat ini sedang dalam masa uji klinis.

Baca Juga: Lima Kali Jual Senjata Api ke OPM, Oknum Anggota Brimob Akhirnya Tertangkap

Hal ini ditegaskan oleh Kepala Biro Hukum, Pembinaan, dan Pembelaan IDI dr. H. Nazrial Nazar.

"Sebagai praktisi medis, perihal imunisasi vaksin itu adalah bagian dasar, bukan utama dari tanggung jawab profesi," ujar Nazrial sebagaimana dikutip Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club.

Dokter Nazar mengatakan masalah utama dalam vaksinasi adalah keamanan, efektivitas, dan imunogenitas. Untuk persoalan keamanan, sebenarnya semua harus berawal dari keyakinan tenaga medis terhadap vaksin yang ingin disuntikkan.

Ini akan menjadi penghambat tenaga medis untuk meyakinkan penerima vaksin bahwa cairan yang diterimanya benar-benar aman.

Baca Juga: Bawaslu Kalbar Catat Ada 24 Pelanggaran Prokes saat Kampanye

Sementara itu, IDI hanya akan menunggu keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena mereka percaya pengawasan lembaga tersebut berkaitan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam uji coba vaksin Covid-19, Ridwan Kamil menjadi satu-satunya Gubernur di Indonesia dan menjadi salah satu dari 1.620 relawan.

Rupanya keputusan Ridwan Kamil menjadi relawan membuat banyak relawan ikut berpartisipasi hingga melebihi target yang sudah ditentukan.

Ridwan Kamil menyatakan kesediaannya menjadi relawan vaksin Covid-19 untuk meyakinkan masyarakat agar tidak memiliki kekhawatiran atas vaksin itu.

Baca Juga: Begini Penjelasan KLHK Terkait Populasi Komodo yang Alami Peningkatan

“Sebagai seorang pemimpin aura saya ini harus optimis. Ya namanya jenderal kan harus tetap semangat memimpin. Itu kenapa saya turun jadi relawan vaksin,” ujar Ridwan Kamil dalam wawancaranya dengan juru bicara pemerintah Reisa Broto Asmoro sebagaimana dikutip dari Antara.

Pada awalnya, Ridwan Kamil menjelaskan bahwa pengujian vaksin sudah masuk ke dalam tahap ketiga, dan terakhir adalah uji coba yang dilaksanakan di Bandung.

Suami dari Atalia Praratya itu menyimpulkan bahwa vaksin yang disuntikkan ke tubuhnya tidak memberikan reaksi yang berlebihan.

Baca Juga: Asyik Indehoi di Hotel, Kades dan Bidan di Bengkulu Digerebek Keluarga

Hanya saja, satu jam pertama merasakan pegal dan selama tiga hari merasa mengantuk, dan hari berikutnya tidak apa-apa.

Lebih jauh Ridwan Kamil mengatakan semangat kebersamaan harus hadir dalam masa penanganan pandemi Covid-19, agar timbul sense of hope atau harapan di masyarakat atas penanganan pandemi.

Jika kasus Covid-19 telah menurun oleh beberapa hal, di antaranya karena kedisiplinan warga, karena banyaknya pasien sembuh oleh obat atau terapi, dan menurutnya pandemi Covid-19 bisa dikatakan berakhir bila seluruh jiwa sehat, lantaran memiliki imunitas dalam tubuhnya melalui vaksin.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: PR Bandung Raya

Tags

Terkini

Terpopuler