Presiden Jokowi Sebut Kontribusi Fintech Positif

11 November 2020, 22:30 WIB
Presiden Joko Widodo berada di dalam mobil saat akan mengikuti Upacara Ziarah Nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPU) Kalibata, Jakarta, Selasa, 10 November 2020. //ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT /

WARTA PONTIANAK - Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasi kepada para inovator dan penggerak industri financial technology (fintech) yang mampu memberi kontribusi positif bagi perekonomian nasional. 

Menurut dia, fintech juga turut meningkatkan akses pembiayaan kepada masyarakat. 

Ia mengatakan, pada tahun ini, penyaluran pembiayaan finansial oleh fintech mencapai Rp 128,7 triliun. 

Jumlah tersebut meningkat 113% year-on-year. 

“Hal ini merupakan perkembangan yang luar biasa,” kata Jokowi saat membuka Indonesia Fintech Summit 2020 dan Pekan Fintech 2020 secara virtual dari Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 11 November 2020.

Ia menuturkan, sampai September 2020, sebagaimana diberitakan oleh pikiran-rakyat.com dalam artikel Jokowi Sebut Kontribusi Fintech Positif, Tingkatkan Pembiayaan Sampai Rp128,7 Triliun terdapat 89 penyelenggara fintech yang berkontribusi Rp9,87 triliun pada transaksi layanan jasa keuangan Indonesia. Sebanyak Rp15,5 triliun disalurkan penyelenggara fintech equity crowdfunding berizin.

Kendati demikian, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah dalam ranah pengembangan teknologi finansial ini.

Baca Juga: Ombudsman Minta Kejaksaan Umumkan Aliran Dana Jiwasraya

Menurut dia, indeks inklusi keuangan nasional menunjukkan Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN dalam hal tersebut.

"Di tahun 2019, Indeks Inklusi Keuangan kita 76 persen. Lebih rendah dibandingkan beberapa negara lain di ASEAN, misalnya Singapura 98 persen, Malaysia 85 persen, Thailand 82 persen. Sekali lagi, kita masih berada di angka 76 persen," ucapnya.

Tak hanya itu, tingkat literasi masyarakat terhadap keuangan digital juga masih sangat rendah. 

Data menunjukkan baru sekitar 35,5% masyarakat yang mengetahui soal keuangan digital. 

Masih banyak pula masyarakat yang menggunakan layanan keuangan informal dan hanya 31,26% masyarakat yang pernah menggunakan layanan digital.

Jokowi berharap agar para inovator fintech tidak hanya berperan sebagai penyalur pinjaman dan penyedia pembayaran daring saja. 

Baca Juga: Virgin Hyperloop Uji Coba Teknologi Transportasi Masa Depan dengan Kecepatan Tinggi pada Manusia

Tetapi juga bertindak sebagai penggerak utama literasi keuangan digital bagi masyarakat dan memperluas pemasaran digital bagi UMKM.

"Para inovator fintech juga harus mengembangkan diri secara terus-menerus untuk menjalankan fungsi aggregator dan innovative credit scoring, memberikan layanan equity crowdfunding dan project financing," katanya.

Ia menyatakan, perkembangan teknologi di sektor keuangan dapat menimbulkan potensi risiko seperti kejahatan siber, misinformasi, hingga penyalahgunaan data pribadi. Apalagi regulasi nonkeuangan perbankan tidaklah seketat regulasi perbankan.

Baca Juga: Menkopolhukam Beberkan Alasan Gatot Nurmantyo Tak Hadiri Penganugerahan Bintang Mahaputera

Dalam hal tersebut, para pelaku industri fintech harus memperkuat tata kelola yang lebih baik dan akuntabel serta memitigasi berbagai risiko yang muncul. 

"Dengan cara ini saya berharap industri fintech dapat memberikan layanan yang aman kepada masyarakat serta memberi kontribusi besar bagi pengembangan UMKM dan perekonomian nasional,” ujarnya.***

Editor: Suryadi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler