Potensi Penyebaran Virus Nipah Tinggi Akibat Interaksi Manusia, Begini Cara Mendeteksinya

- 28 Januari 2021, 19:11 WIB
ilustrasi kelelawar
ilustrasi kelelawar //Shuttershock/Fox News

WARTA PONTIANAK- Virus Nipah kian mengancam keselamatan manusia seara global. Virus yang berasal dari kelelawar dan babi ini, hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk menghalaunya. Parahnya lagi, penyebarannya kian cepat sehinga perlu menjadi perhatian serius.

Dikutip di laman litbang, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University Prof. drh. Ekowati Handharyani, PhD, APVet, menyatakan interaksi antara masyarakat dengan kelelawar cukup tinggi, terutama di beberapa daerah di Indonesia seperti Sulawesi, Sumatera Barat, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: Apa Itu Virus Nipah dan Bahayanya Jika Manusia Tertular

Interaksi tersebut terjadi lantaran masyarakat menangkap kelelawar untuk dijual belikan bahkan dikonsumsi. Interaksi tersebut yang berpotensi memberikan dampak penyebaran.

“Jadi tetap perlu adanya sikap lebih hati-hati kepada hewan satu ini, karena penularan penyakitnya bisa melalui urin atau air kencing kelelawar dan air liurnya,” katanya.

Dari keempat daerah yang telah diteliti, patogen berpotensi zoonosis ditemukan pada kelelawar dari Sulawesi dan Jawa Barat. Adapun jenis virus yang ditemukan adalah jenis nipah dan kapang atau jamur. Dua virus tersebut biasanya menginfeksi bagian hati.

Baca Juga: Virus Nipah Ditularkan oleh Kelelawar dan Babi ke Manusia, Peneliti: Potensi Epidemi yang Serius

Jenis penyakit yang bisa ditimbulkan dari kedua virus tersebut jika menular ke manusia adalah penyakit radang otak dan radang paru-paru. Karena itu, Ekowati mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menjaga kedekatan dengan kelelawar, terutama bagi masyarakat yang intensitas interaksinya tinggi dengan hewan tersebut.

Meskipun demikian, Ekowati menjelaskan, belum melakukan penelitian untuk obat atau vaksin virus yang telah diidentifikasi. Dia berharap akan ada penilitian tindaklanjut dari ilmu disiplin lainnya. “Kita belum bicara vaksin, mungkin temen-temen disiplin ilmu yang lain,” ucap dia berharap

Sementara periode inkubasi virus Nipah mencapai 4 hingga 14 hari bahkan pernah dilaporkan mencapai 45 hari.

Baca Juga: Virus Nipah jadi Ancaman di Indonesia, Seperti Ini Gejalanya?

Dikutip di laman WHO, seseorang yang terinfeksi virus Nipah dapat mengalami gejala-gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, meriang dan lesu, dan ensefalitis, pembengkakan otak yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan kematian.

Cara penularan virus Nipah kepada manusia yakni melalui makanan yang terkontaminasi maupun kontak dengan kelelawar maupun babi tanpa menggunakan pelindung.

Berdasarkan laporan di Bangladesh dan India, cara penularan virus Nipah yakni melalui konsumsi buah maupun produk olahan buah yang terkontaminasi dengan urin maupun air liur kelelawar yang terinfeksi.***

Editor: Yuniardi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x