Apa Itu Virus Nipah dan Bahayanya Jika Manusia Tertular

- 28 Januari 2021, 11:46 WIB
Ilustrasi Kelelawar pembawa virus corona dan Nipah.
Ilustrasi Kelelawar pembawa virus corona dan Nipah. /pixabay/ Anke Schroeder

WARTA PONTIANAK- Secara global, seluruhnya masih sangat disubukkan dengan virus Corona atau Covid-19. Belum kelar dengan jenis ini, muncul lagi virus baru yang disebut dengan Virus Nipah. 

Lalu apa itu Virus Nipah? Bagaimaan penyebarannya? dan seberapa bahaya virus ini terhadap manusia? Apakah sudah ada Vaksinnya?. Berikut ulasan yang dirangkum Warta Pontianak tentang Virus Nipah dari berbagai sumber. 

Virus Nipah (NiV) merupakan virus zoonosis yang bisa menular dari hewan seperti kelelawar dan babi ke manusia. Tingkat kematian virus Nipah mencapai 75% dan sampai saat ini belum ada vaksinnya. 

Baca Juga: Virus Nipah jadi Ancaman di Indonesia, Seperti Ini Gejalanya?

Kelelawar pemakan buah (Pteropus sp) sebagai pembawa virus tersebut. Penyakit ini pertama kali muncul di Malaysia pada tahun 1998, menyebabkan wabah respirasi pada babi, yang kemudian menyerang manusia.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University Prof. drh. Ekowati Handharyani, PhD, APVet, melakukan penelitian tentang kelelawar di Indonesia sejak tahun 2010. Ekowati menemukan beberapa patogen pada kelelawar buah di Indonesia yang berpotensi zoonosis.

“Patogen adalah organisme pembawa penyakit. Apabila berpotensi zoonosis artinya penyakit-penyakit tersebut dapat ditularkan dari hewan ke manusia,” ujar Ekowati, Rabu, 28 Januari 2021.

Dari hasil penelitian itu, dia mengatakan ditemukan sejumlah patogen jenis virus yang ada di kelelawar. Dia menjelaskan patogen itu tak menyebabkan penyakit pada kelelawar. Namun, patogen tersebut dapat menular ke hewan dan manusia yang mengakibatkan penyakit.

Baca Juga: Virus Nipah Ditularkan oleh Kelelawar dan Babi ke Manusia Peneliti: Potensi Epidemi yang Serius

“Kita melihat bahwa di dalam kelelawar ternyata patogen yang berbahaya yang termasuk salah satunya corona virus itu. Tapi kelelawar itu sehat,” katanya.

Tak hanya corona virus, Ekowati menjelaskan, setidaknya dapat mengidentifikasi enam virus yang berada di dalam kelelawar. Di antaranya coronavirus, bufavirus, polyomavirus, alphaherpesvirus, paramyxovirus dan gammaherpesvirus.

“Kami yakin virusnya lebih dari itu kalau masa pelatihan diperpanjang lagi dan wilayahnya diperluas,” ucapnya.

Secara spesifik, Ekowati mengatakan, corona virus memiliki empat jenis yakni apha coronavirus, betacoronavirus, gamma coronavirus, dan delta coronavirus. Gamma dan delta coronavirus yang paling patogen atau berbahaya untuk hewan.

Halaman:

Editor: Yuniardi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x