Santri di Ponpes Metal Kembangkan Pakan Ternak Alternatif

- 1 Desember 2020, 21:54 WIB
Suasana peternakan domba modern di Majalengka.
Suasana peternakan domba modern di Majalengka. /Instagram @bhaktilimar.farm

WARTA PONTIANAK  - Ponpes Metal Al-Hidayah (Ponpes Metal) yang berada di Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur mengembangkan sistem peternakan yang efektif serta efisien.

Kelompok usaha peternakan yang diinisiasi para santri Ponpes Metal saat ini tengah mengembangkan pembuatan pakan ternak alternatif dan terjangkau melalui kegiatan Bimbingan Teknis Pengembangan Pakan Ternak Alternatif yang dilaksanakan pada 1 Desember 2020.

Kegiatan ini bekerja sama dengan PT Pertamina Gas Operation East Java Area (OEJA) dan Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pasuruan. Melalui bimbingan tersebut santri Ponpes Metal membuat produk olahan pakan ternak dengan teknologi silase.

Baca Juga: Terminal Multipurpose Labuhan Bajo Diakselerasi dengan Teknologi Tinggi

Silase adalah pakan berkadar air tinggi yang telah difermentasi untuk diberikan kepada hewan ternak pemakan tumbuhan. Teknologi ini memanfaatkan campuran hijauan serta limbah pertanian atau perkebunan yang dalam hasil fermentasi kadar air tinggi, antara 40 hingga 80 persen). Di musim hujan, ketersediaan hijauan cukup melimpah, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan silase.

Penyuluh pada Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pasuruan, Syaifi menyatakan, keunggulan silase yaitu mudah dalam cara pembuatan, kandungan gizi tinggi, serta bersifat organoleptis atau bau harum dan asam yang cenderung disukai hewan ternak.

“Selain itu, silase juga memiliki daya tahan tinggi. Dapat disimpan hingga delapan bulan," kata Syaifi dalam keterangan tertulis yang diterima Warta Pontianak, Selasa 1 Desember 2020.

Baca Juga: Viral Video Begal Payudara Diamuk Massa, Padahal Ini Kejadian Sebenarnya

Sebelumnya, selama merintis usaha peternakan berupa ayam, kambing, bebek, dan ikan lele, santri Ponpes Metal mengalami berbagai dinamika. Salah satunya pemenuhan kebutuhan pakan.

Para santri mengeluhkan biaya pakan pabrik yang relatif mahal serta tingkat kebutuhan nutrisi yang berbeda di setiap jenis hewan. Hal ini menjadi tantangan berat bagi santri Ponpes Metal dalam menjalankan usaha peternakan mereka.

“Bebek, ayam, dan lele di sini sangat bergantung pada pakan pabrik,” ujar Makin, Ketua Pengurus Ponpes Metal.

Harga pakan itu mencapai Rp 300 ribu per sak. Untuk mereka yang baru merintis dan belajar beternak, angka itu sangat memberatkan. Maka itu, pelatihan pembuatan pakan itu menjadi jalan keluar yang sangat strategis dan juga praktis bagi mereka.

Baca Juga: Ingin Merdeka Finansial? Baca 5 Buku Ini

"Dengan pelatihan pembuatan pakan ini, kami kini dapat mengolah limbah organik yang tersedia di sini menjadi pakan yang berkualitas dengan nilai jual tinggi,” katanya.

Terkait dengan pelatihan ini, Head of QHSSE Pertagas OEJA Fithro Rizki menyatakan, program tersebut merupakan salah satu bagian realisasi komitmen pengembangan mitra binaan CSR Pertagas OEJA.

"Harapannya, penerapan teknologi Silase ini dapat merangsang para santri untuk terus berinovasi. Selain itu juga mendorong kemandirian dalam menjalankan bisnis peternakannya," ujar Fithro.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: BUMN.GO.ID


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x