Ternyata Puasa Bikin Jantung dan Mental Sehat, Kok Bisa? Ini Penjelasannya

1 April 2021, 21:19 WIB
Ilustrasi puasa Ramadhan 2021. /Bagus Kurniawan/Freepik/Miltsova

WARTA PONTIANAK - Puasa merupakan suatu kewajiban bagi umat Muslim di seluruh penjuru dunia. Kegiatan menahan lapar dan dahaga yang diwajibkan selama satu bulan ini memiliki banyak manfaat untuk tubuh, seperti menyehatkan jantung, ginjal, hati dan beberapa organ penting lain, juga melancarkan peredaran darah.

 

Tak hanya itu, puasa juga menjauhkan diri dari segala pola makan dan gaya hidup yang tidak baik.

 

Puasa adalah tindakan untuk menahan nafsu makan, minum, perbuatan buruk, dan dari segala hal yang bisa membuat puasa batal untuk periode waktu tertentu.

 

Baca Juga: Resep Membuat Manisan Kolang-kaling, Segar untuk Buka Puasa di Ramadan 2021

 

Manfaat puasa bagi kesehatan telah terbukti secara ilmiah. Namun, manfaat puasa terhadap kesehatan bisa hilang, jika puasa dilakukan sembarangan.

 

Berpuasa memiliki banyak manfaat terhadap mental dan juga fisik. Hal tersebut tentu saja sudah dibuktikan oleh banyak studi dan riset.

 

Dikutip Warta Pontianak dari halodoc, berikut manfaat puasa bagi kesehatan :

 

Memperbaiki Fungsi Otak

 

Sebuah studi telah membuktikan bahwa puasa dapat memicu pertumbuhan sel saraf baru di otak.

 

Itu sebabnya, puasa bisa membantu memperbaiki fungsi otak, termasuk melindungi otak dari risiko penyakit Alzheimer dan Parkinson.

 

Selain itu, puasa sebulan penuh juga bisa membentuk rute jaringan baru di otak, sehingga membantu terbentuknya pribadi manusia secara biologis, psikologis, dan fungsional.

 

Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

 

Sebuah studi melaporkan bahwa berpuasa selama tiga hari atau lebih bisa memicu proses regenerasi sistem kekebalan tubuh secara menyeluruh pada orang di segala usia.

 

Studi lain dari Universitas South Carolina juga melaporkan bahwa berpuasa memicu sel-sel induk untuk memproduksi sel-sel darah putih baru, sehingga berdampak pada meningkatnya daya tahan tubuh untuk melawan infeksi penyakit.

 

Baca Juga: Bukan Gorengan! Berikut Rekomendasi Menu Sehat untuk Berbuka Puasa di Bulan Ramadan 2021

 

Meningkatkan Rasa Bahagia

 

Secara psikis, puasa bisa menanggulangi stres dan depresi. Ini karena puasa merupakan ajang untuk mengendalikan diri, termasuk dari pikiran, perasaan, dan perilaku negatif.

 

Oleh karena itu, setelah beberapa hari berpuasa, tubuh akan memproduksi lebih banyak endorfin, yaitu hormon yang berperan dalam mengurangi rasa sakit dan memicu perasaan senang, tenang, serta bahagia.

 

Berdasarkan studi yang dilakukan di Moskow, Rusia, melaporkan bahwa kondisi mental seseorang bisa membaik, termasuk pada pengidap skizofrenia dengan berpuasa.

 

Meningkatkan Hormon Pertumbuhan Manusia

 

Sementara, berdasarkan laporan dan studi dari American College of Cardiology di New Orleans, Amerika Serikat melaporkan bahwa puasa bisa merangsang peningkatan hormon pertumbuhan manusia (HGH).

 

Mengapa ini penting? Ini karena HGH sangat efektif dalam mengatur metabolisme, membangun massa otot, membakar lemak, meningkatkan kekuatan otot, dan menurunkan berat badan tanpa kehilangan otot.

 

Baca Juga: Rekomendasi 2 Jajanan Ini Cocok Untuk Buka Puasa Bulan Ramadan 2021, Apa Saja?

 

Mengatasi Resistensi Insulin

 

Terlalu banyak konsumsi karbohidrat dan gula bisa membuat tubuh resisten terhadap insulin. Akibatnya, kamu lebih berisiko terkena penyakit kronis, termasuk penyakit jantung dan diabetes tipe-2.

 

Dengan berpuasa, kamu melakukan salah satu cara untuk mengatasi resistensi insulin tersebut. Hal tersebut tentu saja dibuktikan oleh studi yang dipublikasikan dalam World Journal of Diabetes. 

 

Studi tersebut melaporkan bahwa puasa efektif dalam menjaga kadar gula darah (glukosa) dan berat badan pada orang yang mengidap diabetes tipe-2.

 

Baca Juga: Sebentar Lagi Bulan Puasa Ramadan 2021, Ini Daftar Menu Buka Puasa

 

Menyehatkan Jantung

 

Studi yang dilakukan di Utah, Amerika Serikat pada 2008, menunjukkan bahwa orang yang berpuasa secara teratur memiliki risiko penyakit jantung lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak menjalankan puasa.

 

Ini karena, ketika seseorang puasa secara teratur, maka tubuhnya akan beradaptasi sehingga lemak akan menjadi sumber energi utama bagi tubuh.

 

Dampaknya, kolesterol di dalam tubuh akan berkurang, sehingga mengurangi risiko terkena penyakit jantung.***

Editor: M. Reinardo Sinaga

Sumber: Halodoc

Tags

Terkini

Terpopuler