Perang Dunia 2: Tragedi Global dan Pergolakan Ulangan Ujian Kemanusiaan

16 Februari 2024, 00:00 WIB
ilustrasi perang dunia II /@ww2_history39_45 @swedenww2/

WARTA PONTIANAK – Perang Dunia 2, meletus pada September 1939 dan melalap dunia selama enam tahun, bukanlah sekadar pertempuran bersenjata antar negara.

Ia adalah api kehancuran yang dipicu oleh nasionalisme ekstrem, imperialisme rakus, dan kegagalan diplomasi untuk meredam ketegangan politik dan ekonomi.

Konflik global ini menelan lebih dari 70-85 juta jiwa, sebagian besar warga sipil tak berdosa, dan meninggalkan jejak luka menganga di sejarah peradaban manusia.

Benih-benih Konflik yang Tumbuh Subur

Jerman pasca-Perang Dunia I menanggung beban Perjanjian Versailles yang dianggap sebagai penghinaan dan sumber ketidakadilan. Hal ini menjadi lahan subur bagi tumbuhnya ideologi Nazi yang menjunjung tinggi ras Arya superior dan haus ekspansi wilayah.

Di Italia, Benito Mussolini membangun rezim fasis yang serupa, sementara di Jepang, militerisme kian menguat dengan ambisi menguasai Asia Timur.

Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa, organisasi internasional yang dibentuk untuk menjaga perdamaian, dalam meredam agresi negara-negara fasis semakin memperparah situasi.

Api Perang Menyebar, Eropa Menjadi Medan Pertempuran

Invasi Jerman ke Polandia pada 1939 menjadi titik nyala perang. Blitzkrieg, taktik perang kilat Jerman yang mengandalkan serangan udara dan pasukan lapis baja, dengan cepat meluluhlantakkan pertahanan Polandia dan negara-negara Eropa Barat lainnya.

Inggris, meski berhasil mundur dari Dunkirk, kian terisolasi. Hitler kemudian melanggar pakta non-agresi dengan Uni Soviet, membuka Front Timur yang menjadi medan perang terbesar dan terpanjang dalam sejarah, menelan jutaan korban jiwa di kedua pihak.

Baca Juga: 6 Januari, Peringatan Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia

Perang di Dua Benua, Korban Jiwa yang Mengguncang Dunia

Sementara Eropa dilalap api perang, Jepang melancarkan serangan kilat ke Pearl Harbor pada Desember 1941, menyeret Amerika Serikat ke dalam konflik.

Perang Pasifik pun berkobar, dengan pertempuran laut yang menentukan terjadi di Midway, di mana Sekutu meraih kemenangan penting. Di daratan Asia, Jepang berperang melawan China sejak 1937, sementara di koloni-koloni Eropa di Asia Tenggara, perlawanan rakyat mulai bergelora.

Kemenangan Sekutu dan Akhir yang Berlumuran Duka

Setelah pertempuran sengit di berbagai front, Sekutu berhasil memukul mundur kekuatan Axis. Invasi Normandia pada Juni 1944 membuka front kedua di Eropa Barat. Berlin diduduki Sekutu pada Mei 1945, dan Jerman menyerah tanpa syarat.

Di Pasifik, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, memaksa Jepang menyerah pada Agustus 1945. Kemenangan Sekutu diraih dengan代价 yang sangat mahal. Jutaan jiwa melayang, kota-kota hancur, dan dunia terguncang oleh trauma dan duka.

Baca Juga: Perang AS Terus Dihujani Rudal oleh Houthi Yaman

Dunia Baru Pasca-Perang: Bayang-bayang Trauma dan Harapan Perdamaian

Perang Dunia 2 tak hanya mengubah peta politik dunia, tetapi juga meninggalkan dampak sosial, ekonomi, dan budaya yang mendalam. Munculnya Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai kekuatan global baru memicu Perang Dingin.

Pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi harapan untuk mencegah terulangnya perang berskala besar.

Namun, bayang-bayang trauma perang terus menghantui, memicu gerakan kedahamaan dan kesadaran pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Mempelajari Perang Dunia 2 bukan sekadar mengenang para korban, tetapi juga untuk memahami akar konflik dan dampaknya yang masih terasa hingga saat ini.

Tragedi ini menjadi pengingat bahwa nafsu ekspansi, nasionalisme ekstrem, dan kegagalan diplomasi dapat membawa dunia menuju jurang bencana.

Baca Juga: Singgung Perang Israel-Palestina, Menlu Retno Ingatkan PBB akan Hal Ini

Perang Dunia 2 adalah ujian berat bagi kemanusiaan, dan semoga pengalaman pahit ini menjadi pembelajaran berharga untuk membangun masa depan yang lebih damai dan adil. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon

Tags

Terkini

Terpopuler