Simak! 5 Ayat dalam Alquran Ini Berisi Tentang Peran Penting Ayah dalam Mendidik Anak

- 12 November 2023, 19:04 WIB
Ucapan selamat Hari Ayah 2023
Ucapan selamat Hari Ayah 2023 /Ilustrasi/Freepik/

Dalam kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, keterbukaan dalam komunikasi terlihat jelas bagaimana Nabi Ibrahim menceritakan rencana pengorbanan kepada putranya. Nabi Ibrahim tidak menyembunyikan atau berbohong kepada Ismail, melainkan menceritakan semuanya dengan jujur dan terbuka.

Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim memiliki kepercayaan yang besar kepada Ismail, ia ingin membangun hubungan yang penuh keterbukaan dengan putranya. Ketika orang tua, khususnya ayah terbuka dengan anak-anak, hal itu akan membuat si anak merasa lebih nyaman untuk berbicara tentang perasaan, pikiran, dan masalah yang tengah dihadapi.

Pun, keterbukaan ini membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk kesuksesan di masa depan.

3. Surat Hud ayat 42-43 Dalam kisah Nabi Nuh, salah satu kisah yang menarik adalah persuasi yang dilakukannya kepada anaknya yang kufur. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur'an surat Hud [11] ayat 42-43:

Baca Juga: Tak Hanya Susu Kedelai, Ini Rekomendasi Minuman yang Bisa Menurunkan Kolesterol

وَهِيَ تَجْرِيْ بِهِمْ فِيْ مَوْجٍ كَالْجِبَالِۗ وَنَادٰى نُوْحُ ِۨابْنَهٗ وَكَانَ فِيْ مَعْزِلٍ يّٰبُنَيَّ ارْكَبْ مَّعَنَا وَلَا تَكُنْ مَّعَ الْكٰفِرِيْنَ. قَالَ سَاٰوِيْٓ اِلٰى جَبَلٍ يَّعْصِمُنِيْ مِنَ الْمَاۤءِ ۗقَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ اِلَّا مَنْ رَّحِمَ ۚوَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِيْنَ

Artinya: “Bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung-gunung. Nuh memanggil anaknya, sedang dia (anak itu) berada di tempat (yang jauh) terpencil, “Wahai anakku, naiklah (ke bahtera) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir. Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan berlindung ke gunung yang dapat menyelamatkanku dari air (bah).” (Nuh) berkata, “Tidak ada penyelamat pada hari ini dari ketetapan Allah kecuali siapa yang dirahmati oleh-Nya.” Gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah dia (anak itu) termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” Dengan demikian, Nabi Nuh telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyadarkan anaknya yang kufur.

Nabi Nuh telah mengajak anaknya untuk naik ke kapal bersamanya, tetapi anaknya menolak. Anaknya bersikeras untuk tinggal di bukit dan mengira bahwa bukit tersebut akan melindunginya dari air bah. Mendengar jawaban anaknya, Nabi Nuh kemudian menjelaskan kepada anaknya bahwa tidak ada yang dapat melindungi dari keputusan Allah pada hari itu, kecuali orang yang dirahmati-Nya.

Sayangnya, Nabi Nuh tidak mampu menyadarkan anaknya. Akhirnya, anak Nabi Nuh pun tenggelam bersama orang-orang yang kafir lainnya. Persuasi yang dilakukan Nabi Nuh kepada anaknya, merupakan pelajaran penting bagi kita semua. Pelajaran tersebut mengajarkan kita bahwa kita harus selalu berusaha untuk menyadarkan orang lain yang berbuat salah, meskipun orang-orang terdekat kita.

Namun penting disadari bahwa keberhasilan dalam menyadarkan orang lain adalah menjadi keputusan Allah. Hal ini karena Allah Maha Mengetahui hati manusia. Dialah yang menentukan apakah seseorang akan menerima hidayah atau tidak.

Halaman:

Editor: Faisal Rizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x