- Menurunkan Risiko Diabetes:
Puasa dapat membantu menurunkan risiko diabetes dengan cara meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu mengontrol kadar gula darah. Hal ini terbukti dalam beberapa penelitian, seperti:
Penelitian di University of Toronto: Puasa Ramadan selama 4 minggu menunjukkan peningkatan sensitivitas insulin rata-rata 23 persen.
Penelitian di Newcastle University: Puasa intermiten 5:2 selama 12 minggu menunjukkan penurunan kadar gula darah puasa rata-rata 5 persen.
- Mencegah Kanker:
Puasa dapat membantu mencegah kanker dengan cara mengurangi stres oksidatif dan meningkatkan autophagy, yaitu proses pembersihan sel yang rusak. Hal ini terbukti dalam beberapa penelitian, seperti:
Penelitian di University of Southern California: Puasa intermiten 16:8 selama 12 minggu menunjukkan penurunan stres oksidatif rata-rata 20 persen.
Baca Juga: Selain Alpukat, Ini Sederet Buah Padat Yang Wajib Dikonsumsi saat Puasa
Penelitian di University of Texas MD Anderson Cancer Center: Puasa 48 jam menunjukkan peningkatan autophagy pada sel-sel kanker.
- Meningkatkan Kesehatan Otak:
Puasa dapat membantu meningkatkan kesehatan otak dengan cara meningkatkan produksi BDNF (brain-derived neurotrophic factor), yaitu protein yang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan sel-sel otak. Hal ini terbukti dalam beberapa penelitian, seperti:
Penelitian di University of California, Irvine: Puasa intermiten 16:8 selama 12 minggu menunjukkan peningkatan produksi BDNF rata-rata 20 persen.
Baca Juga: Bikin Segar saat Berbuka Puasa, Ini Lima Manfaat Delima Bagi Kesehatan