Desa Galia Berasal dari Zaman Besi dengan Bentuk Lingkaran Ditemukan di Prancis

- 4 April 2024, 04:10 WIB
Desa Galia berbentuk lingkaran dari zaman besi yang ditemukan di Prancis
Desa Galia berbentuk lingkaran dari zaman besi yang ditemukan di Prancis /Côtes d'Armor de Département/

WARTA PONTIANAK - Penemuan arkeologi besar baru saja dilakukan di Cap d'Erquy, di wilayah Côtes d'Armor, Prancis. Reruntuhan desa berbentuk lingkaran yang berasal dari Zaman Besi telah ditemukan menggunakan teknologi pencitraan satelit yang revolusioner.

Desa yang ditemukan di Cap d'Erquy terdiri dari sekitar dua puluh gubuk melingkar yang disusun mengelilingi alun-alun. Para arkeolog percaya bahwa desa ini dihuni antara abad ke-8 dan ke-5 SM oleh komunitas Galia.

Daerah yang disebut sebagai rumah oleh orang Galia kuno mencakup sebagian Jerman bagian barat, Italia utara, dan Belgia, selain Prancis saat ini. Bangsa Galia, suku Celtic , terbagi menjadi beberapa suku dan diperintah oleh kelas pemilik tanah dalam masyarakat pertanian mereka.

Baca Juga: Ada Gulungan Kutukan, Villa Romawi Penuh dengan Artefak Aneh dari Zaman Perunggu Ditemukan di Inggris

Suku-suku di seluruh Gaul beroperasi secara independen satu sama lain dan hanya bersatu pada saat krisis. Setiap suku memiliki pemimpin dan agamanya masing-masing. Selama Perang Galia (58–50 SM), Julius Caesar memimpin Romawi dalam penaklukan Gaul.

“Ini adalah penemuan luar biasa yang memberi kita pemahaman lebih baik tentang kehidupan sehari-hari bangsa Galia selama Zaman Besi. Teknologi ini membuka jalan bagi penemuan baru yang signifikan dan memungkinkan eksplorasi situs arkeologi yang sebelumnya tidak dapat diakses,” jelas Jean-Yves Peskebrel, arkeolog di INRAE ​​​​(Institut Nasional untuk Penelitian Arkeologi e-realistis).

Baca Juga: Rasulullah SAW Lakukan 5 Hal ini di 10 Hari Terakhir Ramadhan, Yuk Ikuti!

Dikembangkan oleh INRAE ​​dan dikenal sebagai “LiDAR”, teknologi ini menggunakan laser untuk memindai tanah dan membuat rekonstruksi volume dengan akurasi yang tak tertandingi. Proses ini memungkinkan untuk mendeteksi struktur terkubur yang tidak terlihat dengan mata telanjang, tanpa memerlukan penggalian invasif.

Penemuan desa Cap d'Erquy merupakan ilustrasi spektakuler tentang potensi teknologi LiDAR untuk arkeologi. Teknologi ini membuka jalan bagi penemuan-penemuan besar dan memungkinkan penjelajahan situs-situs arkeologi yang tidak dapat diakses melalui penggalian tradisional.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Arkeonews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x