Memahami Makna Kebenaran Konsensus dan Prakteknya

- 17 April 2024, 20:30 WIB
ILustrasi : Teori kebenaran
ILustrasi : Teori kebenaran /Tangkapan Layar/

WARTA PONTIANAK – Teori kebenaran konsensus dalam filsafat menyatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan ditentukan oleh kesepakatan sekelompok orang.

Dengan kata lain, sesuatu dianggap benar jika mayoritas orang dalam kelompok tersebut setuju bahwa itu benar.

Konsep ini telah dibahas dan dikembangkan oleh berbagai filsuf selama berabad-abad, dengan berbagai versi dan interpretasi yang muncul.

Beberapa Tokoh Penting dan Versi Teori Kebenaran Konsensus:

Thomas Reid (1710-1796): Reid, seorang filsuf Skotlandia, dianggap sebagai salah satu pelopor teori kebenaran konsensus. Dia berargumen bahwa pengetahuan kita tentang dunia berasal dari persepsi dan akal sehat, dan bahwa kebenaran ditentukan oleh kesepakatan universal tentang apa yang kita persepsikan.

John Stuart Mill (1806-1873): Mill, seorang filsuf utilitarian Inggris, mengembangkan teori kebenaran konsensus yang berfokus pada kegunaan. Dia berpendapat bahwa kebenaran suatu pernyataan ditentukan oleh potensinya untuk menghasilkan konsekuensi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Jürgen Habermas (1929- ): Habermas, seorang filsuf Jerman kontemporer, menghubungkan teori kebenaran konsensus dengan ide demokrasi dan deliberasi. Dia berargumen bahwa kebenaran dapat dicapai melalui proses diskusi terbuka dan rasional di mana semua pihak yang berkepentingan dapat berpartisipasi.

Contoh Penerapan Kebenaran Konsensus Dalam Konteks yang Lebih Luas:

Penentuan Kebenaran Ilmiah: Dalam beberapa bidang ilmu pengetahuan, konsensus komunitas ilmiah dapat menjadi indikator kebenaran suatu teori atau temuan.

Halaman:

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x