Menjelajahi Makna Dogma: Antara Keyakinan Teguh dan Keterbukaan Pikiran

- 18 April 2024, 16:00 WIB
Ilustrasi : Dogma
Ilustrasi : Dogma /Tangkapan Layar/

WARTA PONTIANAK – Dogma, sebuah kata yang sering dikaitkan dengan agama dan keyakinan, mengundang rasa penasaran dan perdebatan.

Di satu sisi, dogma mewakili keyakinan teguh yang dipegang sebagai kebenaran absolut.

Di sisi lain, dogma dapat dilihat sebagai pembatasan pemikiran dan penghalang untuk kemajuan.

Memahami dogma membutuhkan eksplorasi yang lebih mendalam, mempertimbangkan berbagai perspektif dan sudut pandang.

  1. Definisi dan Makna:

Dogma berasal dari bahasa Yunani "dokein", yang berarti "berpendapat" atau "menyatakan". Dalam konteks agama, dogma mengacu pada kebenaran yang diyakini secara mutlak dan tidak dapat diragukan.

Dogma biasanya ditetapkan oleh otoritas agama yang dianggap memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi tentang kebenaran ilahi.

Contoh dogma meliputi: Kepercayaan pada Tritunggal dalam agama Kristen, konsep karma dan reinkarnasi dalam agama Hindu, dan wahyu Al-Quran dalam agama Islam.

  1. Fungsi Dogma:

Memperkuat Keyakinan: Dogma memberikan landasan keyakinan yang kokoh bagi para pengikutnya, menawarkan panduan dan kerangka moral dalam kehidupan.

Mempertahankan Kesatuan: Dogma membantu menyatukan komunitas agama dengan memberikan seperangkat keyakinan bersama yang dipegang oleh semua anggotanya.

Melestarikan Tradisi: Dogma membantu melestarikan tradisi dan nilai-nilai agama dari generasi ke generasi.

Baca Juga: Demonstrasi: Sebuah Bentuk Penyampaian Pendapat yang Dinamis dan Kompleks

  1. Kritik terhadap Dogma:

Membatasi Pemikiran Kritis: Dogma dapat memicu kritik karena dianggap membatasi pemikiran kritis dan mempertanyakan.

Menghambat Kemajuan: Dogma dikhawatirkan dapat menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan pemahaman baru tentang dunia.

Dogmatisme dan Intoleransi: Dogma yang kaku dapat mengarah pada dogmatisme dan intoleransi terhadap keyakinan yang berbeda.

  1. Menjembatani Dogma dan Keterbukaan Pikiran:

Interpretasi Dinamis: Dogma dapat diinterpretasikan secara dinamis dan kontekstual, mempertimbangkan perkembangan zaman dan pemahaman baru.

Dialog Antar Keyakinan: Dialog antar keyakinan dapat membantu membangun saling pengertian dan toleransi, meskipun terdapat perbedaan dogma.

Baca Juga: Polda Metro Jaya dan KPK akan Gelar Rakor dan Dengar Pendapat tekait Kasus Pemerasan ke SYL

Mencari Keseimbangan: Menemukan keseimbangan antara keyakinan teguh dan keterbukaan terhadap perspektif lain merupakan kunci untuk memahami dogma secara bertanggung jawab.

Dogma merupakan konsep kompleks dengan berbagai fungsi dan kritik. Memahami dogma membutuhkan pendekatan yang seimbang, mempertimbangkan nilai-nilainya dalam memperkuat keyakinan dan samtidig mendorong pemikiran kritis, dialog antar keyakinan, dan pencarian keseimbangan antara keyakinan teguh dan keterbukaan terhadap perspektif lain. ***

Editor: Yuniardi

Sumber: Rifqi Al Furqon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah