Ratusan Warga Thailand Dievakuasi Akibat Pemberontak Kudeta di Perbatasan Myanmar

30 April 2021, 00:25 WIB
Ilustrasi: Ratusan Warga Thailand Dievakuasi /Clker-Free-Vector-Images/Pixabay

WARTA PONTIANAK – Tembakan senjata berat dan rentetan serangan udara di dekat perbatasan mendorong evakuasi yang melibatkan ratusan penduduk Thailand.

Beberapa pertempuran paling sengit sejak kudeta Februari meletus di Myanmar setelah tentara etnis Karen menyerang pangkalan militer Myanmar.

Dikutip Warta Pontianak dari Sky News, pertempuran antara pasukan junta Myanmar dan pemberontak meningkat, menyebabkan banyak warga melarikan diri ke Thailand.

Tembakan senjata berat dan rentetan serangan udara di dekat perbatasan juga mendorong evakuasi yang melibatkan ratusan warga Thailand.

Beredar rekaman serangan pada hari Selasa, 27 April 2021 menunjukkan pangkalan militer Myanmar terbakar setelah pemberontak Karen menyerang saat fajar.

Baca Juga: Obama sebut Junta Militer Myanmar Rezim Pembunuh dan Beresiko Menjadi Negara Gagal

Peluru nyasar terbang melintasi sungai Thailand dan melukai seorang wanita, karena kejadian tersebut, korban membutuhkan perawatan rumah sakit di kakinya.

Diketahui, DA berusia 40 tahun, sedang tidur di desa Mae Sam Laep, Thailand, ketika bentrokan dimulai.

Dia mengatakan itu adalah yang kejadian terburuk yang pernah dia lihat di daerah itu selama 30 tahun.

"Saya mendengar suara tembakan dan meriam, kemudian, penduduk desa melarikan diri. Kami bahkan tidak bisa mengemas pakaian kami. Beberapa bahkan lupa tas mereka dan melarikan diri. Beberapa orang lupa membawa anak-anak mereka."

Baca Juga: China dan Myanmar Pegang Rekor Terburuk dalam Kasus Pelanggaran Kebebasan Beragama

Anak-anak, ibu, dan lansia Thailand termasuk di antara mereka yang dievakuasi oleh pihak berwenang dari rumah mereka dan ada beberapa orang berlindung di sekolah setempat.

Relawan mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan makanan untuk 450 orang tetapi konflik di perbatasan telah membuat banyak penduduk Thailand khawatir akan keselamatan mereka.

"Saya takut, penduduk desa juga takut, mereka mendengar suara pertempuran membuat mereka ketakutan," kata Supranee Jaikum, 36 tahun, seorang relawan dan pegawai di Administrasi Administrasi Kecamatan Mae Sam Laep.

Baca Juga: Militer Myanmar Secara Brutal Menabrak Pemimpin Kampanye Anti Kudeta dan Menangkapnya

Masyarakat di perbatasan Thailand dan Myanmar membayangkan banyak kemungkinan kecelakaan, termasuk pecahan bom dan peluru.***

Editor: Yuniardi

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler