Rusia Tembakan Rudal ke Ukraina, Joe Biden Janji Beri Dukungan Presiden Volodymyr Zelenskyy

24 Februari 2022, 15:36 WIB
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengutuk keras agresi militer Rusia ke Ukraina yang disebutnya 'Operasi Khusus'. /REUTERS/Kevin Lamarque

WARTA PONTIANAK - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan sumpah untuk mendukung dan memberi bantuan Ukraina pasca Rusia melancarkan invasi militer kebeberapa kota di Ukraina.

Pernyataan itu disampaikan Joe Biden, saat berkomunikasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui sambungan telepon seluler pada Kamis 24 Februari 2022 waktu setempat.

Baca Juga: Video Detik-detik Ledakan Tersebar di Media Sosial, Rusia Tembakan Rudal ke Ukraina

Dalam pembicaraannya dengan Presiden Ukraina, Joe Biden mengatakan, bahwa Washington akan terus memberikan dukungan dan bantuan kepada rakyat Ukraina".

Joe Biden mengutuk keras serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan yang telah dilakukan oleh pasukan militer Rusia.

Dalam sebuah pernyataan, Presiden AS Joe Biden juga mengatakan mengatakan Zelenskyy meminta Washington untuk menyerukan kepada para pemimpin dunia agar dapat berbicara dengan jelas guna melawan agresi mencolok yang dilakukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dalam pernyataan sebelumnya yang dirilis Rabu 23 Februari 2022 pagi waktu setempat, Presiden AS Joe Biden juga mengatakan, akan bertemu dengan rekan-rekan G7-nya pada hari Kamis 24 Februari 2022 untuk memberikan sanksi yang lebih keras kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina.

“Presiden Vladimir Putin telah memilih perang yang direncanakan yang akan membawa korban jiwa dan penderitaan manusia,” kata Joe Biden dalam pernyataan awalnya.

Baca Juga: Alasan Keamanan, India Larang Warganya Gunakan 54 Aplikasi Milik China

Dilaporkan Aljazeera pada Kamis 24 Februari 2022, pemimpin AS diperkirakan akan mengumumkan “sanksi penuh”, sebelumnya Gedung Putih telah mengatakan pada hari Rabu 23 Februari 2022 tidak akan ada lembaga keuangan di Rusia yang aman dari sanksi potensial ini.

Namun, Gedung Putih belum memberikan rincian lebih lanjut tentang tindakan yang direncanakan.

Joe Biden selama berminggu-minggu berada di bawah tekanan untuk meningkatkan sanksi terhadap Moskow, dengan legislator di Kongres menyuarakan dukungan bipartisan yang langka untuk eskalasi seperti itu setelah serangan Rusia.

“Kongres sebenarnya memberikan dukungan bipartisan kepada presiden. Ini adalah hal yang langka akhir-akhir ini bahwa kami mendengar pernyataan dari senator kedua belah pihak yang mengatakan bahwa AS dan sekutunya harus menanggapi agresi Rusia dengan cara yang tegas dan menghancurkan,” ujar laporan itu.

Baca Juga: Pesawat Misterius Diduga Milik Alien Tertangkap Satelit Terparkir di Area 51

Awal pekan ini, Washington mengumumkan paket awal sanksi Barat terhadap oligarki Rusia, lembaga keuangan dan ekspor.

Sehingga akan semakin meningkatkan tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin dengan menjatuhkan sanksi kepada perusahaan yang membangun pipa gas Nord Stream 2 setara Rp158 miliar dan pejabat perusahaannya, sebuah langkah yang telah diabaikan Joe Biden selama berbulan-bulan.

Jerman juga telah membekukan persetujuan untuk pipa, yang telah dibangun tetapi belum beroperasi, di tengah kekhawatiran itu dapat memungkinkan Moskow untuk mempersenjatai pasokan energi ke Eropa.

Joe Biden juga mengatakan bahwa Washington akan berkoordinasi dengan sekutu NATO "untuk memastikan respons yang kuat dan bersatu yang menghalangi setiap agresi terhadap aliansi".

Departemen Luar Negeri mengatakan pada Kamis 24 Februari 2022 pagi waktu setempat, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin sudah berbicara dengan Sekretaris Jenderal NATO Jen Stoltenberg guna membahas tanggapan terkoordinasi aliansi terhadap serangan Rusia.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler