Pemred Surat Kabar di Rusia Lelang Medali Nobel Seharga Rp1,5 Triliun untuk Disumbangkan ke Anak-anak Ukraina

21 Juni 2022, 16:17 WIB
Ilustrasi pemimpin redaksi surat kabar di Rusia yang rela lelang medali emas nobel perdamaian untuk disumbangkan ke anak-anak Ukraina /Nataliya Vaitkevich/Pexels

WARTA PONTIANAK - Dmitry Muratov, pemimpin redaksi (Pemred) surat kabar independen Novaya Gazeta dari Rusia telah melelang medali hadiah nobel perdamaiannya dengan harga 103,5 juta dollar atau setara Rp1,5 triliun untuk membantu anak-anak Ukraina yang terlantar akibat perang.

Medali emas hadiah nobel perdamaian itu dijual kepada penawar telepon yang belum teridentifikasi pada penjualan di New York, yang diselenggarakan oleh Heritage Auctions.

Penjualan medali emas itu dilakukan dengan penuh semangat, dengan mendapat banyak tepuk tangan dari penawar yang saling mengajukan harga untuk meningkatkan total pembelian medali emas nobel perdamaian tersebut. Muratov terlihat merekam video dari layar penawaran dan yang ada di dalam ruangan.

Baca Juga: Rusia Potong Pasokan Gas, Jerman akan Beralih ke Batu Bara, Habeck : Putin Memecah Belah Kami

Ketika tawaran terakhir masuk, puluhan juta dolar lebih banyak dari tawaran sebelumnya, banyak orang di ruangan itu terkejut, termasuk Muratov sendiri.

"Saya sama seperti Anda dalam hal itu," katanya kepada kantor berita Agence France Press, berbicara melalui penerjemah setelah penjualan. Harga tertinggi sebelumnya untuk pelelangan medali emas nobel perdamaian hanya di bawah 5 juta dolar atau setara Rp74 miliar.

Muratov merupakan seorang kritikus sengit terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemerintahannya. Ia adalah pemenang penghargaan nobel perdamaian bersama Maria Ressa dari Filipina pada tahun lalu.

Baca Juga: Ditengah Wabah Covid-19, Korea Utara Laporkan Sebanyak 18.820 Kasus Demam

Semua hasil lelang akan disumbangkan ke bantuan kemanusiaan UNICEF untuk anak-anak pengungsi Ukraina.

Media Rusia yang lebih liberal berada di bawah tekanan terus-menerus sejak Putin pertama kali menjadi pemimpin pada tahun 1999, dan situasinya meningkat sejak Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Surat kabar Novaya Gazeta milik Muratov, yang ia dirikan setelah jatuhnya Uni Soviet, menangguhkan operasi di Rusia pada Maret 2022 setelah peringatan dari negara atas liputannya tentang perang di Ukraina.

Bulan berikutnya, jurnalis terkemuka itu diserang di sebuah kereta api, tepatnya ketika seseorang melemparkan cat berbahan dasar minyak yang dicampur dengan aseton padanya, sehingga menyebabkan matanya terbakar.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Tags

Terkini

Terpopuler