Laporan WHO : Seorang Perempuan Meninggal per Dua Menit saat Melahirkan, Terbanyak Negara Konflik dan Miskin

23 Februari 2023, 23:46 WIB
Ilustrasi laporan WHO mengungkap seorang perempuan meninggal dunia per dua menit saat melahirkan anak /Sarah Chai/Pexels

WARTA PONTIANAK - Laporan terbaru WHO mengungkap sebagian besar kematian Ibu terjadi di negara konflik dan negara miskin.

WHO mengungkapkan, bahwa di tahun 2020, satu perempuan meninggal dunia setiap dua menit akibat komplikasi kehamilan atau saat proses melahirkan. Sehingga, organisasi kesehatan dunia menekankan bahwa perempuan perlu memiliki kendali penuh atas kesehatan reproduksi mereka.

Sebagian besar kematian Ibu ini terjadi karena pendarahan hebat, infeksi, aborsi yang tidak aman, dan kondisi seperti HIV/AIDS.

Baca Juga: Populasi Penduduk Menurun, China Beri Cuti Pernikahan 30 Hari untuk Tingkatkan Angka Kelahiran

Laporan yang dirilis pada Kamis 23 Februari 2023 itu menyebut angka kematian ibu di seluruh dunia diperkirakan mencapai 287 ribu kematian. Angka ini setara dengan hampir 800 kematian per hari, kira-kira satu kematian dalam dua menit.

"Sementara kehamilan seharusnya menjadi masa penuh harapan dan pengalaman positif bagi semua perempuan, hal itu secara tragis masih menjadi pengalaman sangat berbahaya bagi jutaan orang di seluruh dunia,” kata Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus merespons laporan itu.

WHO menekankan bahwa perempuan perlu memiliki kendali penuh atas reproduksi mereka, terutama atas keputusan kapan dan apakah mereka ingin memiliki anak atau tidak.

Negara-negara Afrika Sub Sahara menyumbang 70 persen kematian dari laporan tahun 2020 itu, di mana angkanya 136 kali lebih banyak dibanding angka kematian di Australia dan Selandia Baru.

Baca Juga: MUI Kecam Pembakaran Al Quran di Swedia, Minta Tindak Tegas Kelompok Ekstremis

Sementara negara-negara yang tengah mengalami krisis kemanusiaan seperti Suriah, Somalia, Sudan Selatan, Sudan dan Yaman, angka kematiannya dua kali lebih tinggi dari rata-rata global.

Merespons laporan ini, direktur eksekutif UNICEF Catherine Russel menyinggung pentingnya kesetaraan dalam perawatan kesehatan ibu.

"Kesetaraan dalam perawatan kesehatan memberi setiap ibu, tidak peduli siapa mereka atau di mana mereka berada, sebuah kesempatan yang adil untuk mendapatkan persalinan yang aman dan masa depan yang sehat bersama keluarga mereka,” katanya.

Di tahun 2020, PBB memperkirakan angka kematian ibu secara global mencapai 223 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan PBB untuk mengurangi 339 kematian pada tahun 2000 menjadi kurang dari 70 kematian pada tahun 2030.***

Editor: Y. Dody Luber Anton

Tags

Terkini

Terpopuler