Anggota Parlemen New Zealand Mundur karena Mengutil, Alasannya Stres

17 Januari 2024, 15:51 WIB
Ilustrasi parlemen /Pixabay/Marja Mäkelä

WARTA PONTIANAK - Seorang anggota parlemen New Zealand Golriz Ghahraman mengundurkan diri menyusul sejumlah tuduhan mengutil, yang kasusnya sedang diselidiki pihak kepolisian.

Anggota parlemen dari Partai Hijau, dituduh mencuri tiga kali dari dua toko pakaian, satu di Auckland dan satunya di di Wellington.

 

 

Ghahraman mengatakan stres akibat tekanan pekerjaan yang membuat dirinya bertindak tidak patut.

Baca Juga: Undang 3 Capres Cawapres untuk PAKU Integritas, KPK: Tak ada Debat dan Adu Argumentasi

“Saya sudah mengecewakan banyak orang dan saya sangat memyesal,” imbuhnya, Selasa 16 Januari 2024.

Wanita yang dulu penah bekerja sebagai pengacara bidang HAM untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa itu mencetak sejarah pada 2017 dengan menjadi pengungsi pertama yang diambil sumpahnya sebagai pejabat pemerintah New Zealand. Dia pernah memegang portofolio bidang kehakiman Partai Hijau.

Saat masih kanak-kanak dia bersama keluarganya melarikan diri dari Iran, dan mereka semua kemudian memperoleh suaka politik dari New Zealand.

Pengunduran diri Ghahraman hari Selasa itu dilakukan setelah muncul rekaman CCTV yang menunjukkan dirinya mengambil sebuah tas tangan bermerk dari sebuah butik di Auckland.

Wanita berusia 42 tahun itu, yang belum dikenai dakwaan apapun, mengatakan tindakannya jauh dari standar tinggi yang diharapkan ditunjukkan oleh seorang pejabat publik yang dipilih oleh rakyat.

“Itu merupakan perilaku yang tidak dapat saya jelaskan karena dari sudut manapun tindakan itu tidak rasional, dan setelah menjalani pemeriksaan medis, saya paham saya tidak sehat,” katanya, seraya menambahkan bahwa dirinya tidak ingin mencari-cari alasan.

“Tenaga profesional kesehatan mental yang saya temui mengatakan perilaku saya tersebut konsisten dengan kejadian-kejadian yang memicu respon sres ekstrem, dan berkaitan dengan trauma sebelumnya yang tidak terpantau,” kata wanita itu.

Menanggapi pengunduran dirinya, salah satu pemimpin Partai Hijau James Shaw mengatakan bahwa Ghahraman kerap mengalami ancaman kekerasan seksual, kekerasan fisik, bahkan ancaman kematian sejak terpilih sebagai anggota parlemen.

“Hal tersebut menambah tekanan yang diterimanya jauh lebih besar daripada kebanyakan anggota parlemen lain,” kata Shaw.

Lebih lanjut Shaw mengatakan bahwa polisi berkali-kali melakukan investigasi atas ancaman-ancaman yang diterima Ghahraman nyaris tanpa henti sejak terpilih menjadi anggota parlemen.

Salah satu pemimpin Partai Hijau lain, Marama Davidson, mengatakan pengunduran diri yang dilakukan Ghahraman adalah tindakan yang benar, tetapi karena jelas sekali apa yang dilakukannya disebabkan oleh stres berat yang dialaminya maka dia patut mendapatkan dukungan.

Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Kritik Sikap Diam Dunia Terhadap Genosida di Gaza oleh Israel

Davidson mengatakan sudah sering wanita yang memegang jabatan publik mendapatkan perlakuan kurang baik terlebih jika wanita itu bukan wanita kulit putih.*

Editor: Faisal Rizal

Tags

Terkini

Terpopuler