Dapat Sebarkan Covid-19 ke Manusia, Pemerintah Denmark Musnahkan 17 Juta Ekor Cerpelai

9 November 2020, 11:09 WIB
Cerpelai/musang /PIXABAY/

WARTA PONTIANAK -  6 negara yang melaporkan kasus Covid-19 di peternakan cerpelai mereka kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Keenam negara tersebut di antaranya adalah Denmark, Amerika Serikat, Italia, Belanda, Spanyol dan Swedia.

Baca Juga: Kangen Melaut, Kapal Pesiar Ini Tawarkan Pelayaran 'Tidak Kemana-mana'

Kasus-kasus tersebut diketahui merupakan mutasi Covid-19, yang menyebar dari hewan ke manusia.

Pemerintah Denmark seperti diberitakan Pikiran Rakyat.com berjudul "Bisa Tularkan Covid-19 ke Manusia, 17 Juta Ekor Cerpelai Dimusnahkan Pemerintah Denmark" pada minggu ini memberlakukan protokol-protokol ketat di bagian utara negara mereka untuk mencegah kasus yang sama.

Pemerintah setempat pun sudah memperingatkan adanya Covid-19 yang melakukan transisi dari cerpelai ke manusia hingga menginfeksi 12 orang.

Sebelumnya ratusan kasus Covid-19 di Denmark diakibatkan oleh cerpelai, tetapi mutasi tersebut hanya dapat menginfeks1 12 manusia dalam setiap transisi.

Baca Juga: PSBB Transisi Jakarta Diperpanjang

Namun, para ilmuwan di Denmark khawatir jumlah kasus itu dapat menjadi awal dari 'pandemi baru yang dimulai lagi'.

Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen mengatakan hal tersebut dapat menimbulkan 'risiko keefektivan' dari vaksin Covid-19 di masa depan.

Menanggapi kasus-kasus tersebut, Inggris melarang semua kedatangan dari Denmark untuk meminimalisir penyebaran.

Beberapa waktu lalu, semua awak kabin dan pilot dalam penerbangan British Airways dan RyanAir yang tiba dari Denmark telah diinstruksikan melakukan karantina selama 14 hari.

Baca Juga: Donald Trump Dikabarkan akan Bercerai dengan Melania

Pemerintah Denmark juga dilaporkan telah memusnahkan sekitar 17 juta ekor cerpelai.

Sejak saat itu lima negara lain melaporkan kasus Covid-19 di peternakan cerpelai, namun belum jelas apakah virus ini bermutasi.

 

Dilansir dari NDTV, para ilmuwan mengatakan mutasi virus adalah hal biasa dan seringkali tidak berbahaya. Mutasi ini juga disebut tidak menyebabkan penyakit parah pada manusia.

Meski demikian, otoritas kesehatan Denmark tetap menyatakan keprihatinan tentang strain yang dikenal sebagai 'Cluster 5 ini.

WHO kemudian memberikan penjelasan, menurut penelitian awal mereka gejala pasien yang terinfeksi oleh virus Covid-19 dari cerpelai ini serupa dengan Covid-19 biasa.

Baca Juga: Media Tiongkok Sebut Kebijakan AS akan Lebih Dewasa di Tangan Joe Biden

"Pengamatan awal menunjukkan bahwa gambaran klinis, tingkat keparahan dan penularan di antara mereka yang terinfeksi serupa dengan virus SARS-CoV-2 yang beredar," tutur WHO.

Tak hanya itu, WHO juga mengatakan temuan awal varian terkait cerpelai ini telah 'cukup menurunkan sensitivitas terhadap antibodi penawar'.

"Meskipun virus diyakini secara leluhur terkait dengan kelelawar, asal-usulnya dan inang perantara SARS-CoV-2 belum diidentifikasi," kata WHO.

Baca Juga: 8 Tips Olah Raga Aman bagi Lansia di Tengah Pandemi Covid-19

Sejak Juni 2020 lalu, sebanyak 214 kasus Covid-19 pada manusia telah diidentifikasi di Denmark dengan mutasi virus yang terkait dengan cerpelai.

Dari 214 kasus tersebut, terdapat 12 varian unik mutasi Covid-19, yang dilaporkan pada 5 November 2020 lalu.***

Editor: Faisal Rizal

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler